Ia menghampiri Eni.
"Ternyata kamu masih di sini, bagaimana dengan Pak Burhan apa sudah ditemukan? tanyanya penuh harap.
Tersentak Eni saat CEO bertanya. Dia asyik dengan benda pipih di tangannya.
"Eh, Bapak, maaf Eni tidak perhatikan. Oh, ya Pak Burhan sudah ditemukan dan polisi sudah mengamankannya ia dibawa ke kantor polisi," Eni menjelaskan.
"Yakinkan Pak Burhan agar dipenjara."
"Ayo kita ke kantin aku sudah lapar, sekalian nanti belikan untuk Rindwan. Setelahnya kita kembali ke kantor, nanti aku tugaskan Tino menemani Ridwan."
Mereka duduk di meja tengah yang masih kosong. Â Pesanan akhirnya datang.
"Permisi Pak, ini makanannya," ucap pelayan sembari meletakkan makanan di meja mereka.
"Terima kasih Mbak," ucap Eni.
CEO dan Eni menikmati makan siangnya. Keadaan hening pikiran masing-masing berselancar entah ke mana.
Usai makan CEO merogoh kantongnya. Dompet kini di tangannya. Dia memanggil pelayan kantin lalu menanyakan biaya semuanya. Lembaran merah berpindah ke tangan pelayan kantin. Mereka berdua melangkah ke kamar Ridwan.