"Hmm... segarnya," ungkap Rika sembari merapikan rambutnya yang tertiup angin.
Sesaat saja mereka istirahat, mereka pun melanjutkan langkahnya menuju rumah Sita.
"Kak, sepertinya rumah Sita sepi ya, kemana mereka? tanya Rika cemas.
Rika sudah tidak sabar bertemu dengan Sita, rasa bersalah selalu mengganjal di hatinya. Kak Wendi melangkah ke depan pintu lalu mengetuknya.
"Selamat sore Sita, permisi," panggilnya sembari mengetuk pintu.
Sita yang berada di dapur mencuci gelas kotor yang tadi dipakai Citra dan Wendi.
Sayup terdengar ketukan pintu rumahnya. Sita yang sudah selesai membersihkan piring dan gelasnya, gegas melangkah ke depan. Ia membuka pintu rumahnya. Sontak Sita saat melihat orang yang datang.
"Hai, Sita, apa kabarmu? Boleh kami masuk."
Sita segera menepis lamunannya."
"Oh, ya, silakan masuk," balas Sita sembari menyilakan mereka masuk. Kak Wina meraih tangan Rika melangkah masuk. Mereka duduk di kursi yang terlihat sederhana.
"Maaf ya Kak, Rika, duduk di kursi yang sudah kusam!" tukas Sita sembari menempelkan bokongnya di kursi yang tidak jauh dari tamunya.