Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Keadaan yang Membuat Tidak Bisa Melanjut

5 September 2023   14:04 Diperbarui: 5 September 2023   14:08 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Keadaan Yang Membuat Tidak Bisa Lanjut
Menggapai Harapan- 20
@Cerpen

"Bu, Citra bisa ya membantu Sita, supaya dia bisa melanjutkan sekolahnya ," ucap Citra sembari menatap wajah ibunya.

"Kasihan sekali anak itu, apa lagi kedua orang tuanya bekerja di sawah kami," monolognya di hati.

"Boleh ya Bu," pinta Citra sambil membuyarkan lamunan Ibunya.

"Eh, ya, Nak," ucapnya sontak.k

"Nanti Ibu bicarakan dulu dengan bapak," balas Ibu Citra.

Citra berharap kedua orang tuanya mau membantu Sita. Dia beranjak dari hadapan ibunya melangkah ke kamarnya. Dihempaskan tubuhnya di atas ranjang sambil membuang napasnya dengan kasar.

"Huuup."

Citra menyapu langit-langit kamar dengan netranya, pikirannya menerawang jauh.

"Betapa senangnya bila aku satu kelas lagi dengan Sita di SMP nanti, kami akan pergi bersama-sama ke sekolah."

Citra bermonolog di atas pembaringannya. Beberapa menit kemudiaa Citra sudah terlelap dalam mimpinya. Dia tidak menyadari kapan dia terlelap.

Tin... tin... tin, klakson mobil membangunkan Citra dari istirahat siangnya.

"Aduh, sudah pagi, aku akan terlambat," gumamnya di hati.

Citra pun beranjak dari pembaringannya, dikiranya sudah pagi, ternyata hari masih sore. Kakinya melangkah kesuara mobil yang ada di halaman rumahnya.

"Bapaaaaak, aku kangen bapak, kemana saja sih, tidak ngajak-ngajak," tuturnya sembari memeluk tubuh bapaknya.

"Ya, Nak ada pekerjaan yang harus ditangani," imbuh bapak Citra sembari mengelus rambut Citra yang terurai pangjang. Mereka pun masuk ke dalam rumah. Bapak Citra menghempaskan bokongnya di sofa sambil mengeluarkan nafas dengan kasar.

"Huuup, letih sekali rasanya."

"Bi, Lasni tolong buatkan minum bapak," titah BU Citra.

***

"Dik, kami pamit pulang ya, lain kali kami akan datang kembali. Semoga kita sehat-sehat semua," ucap Bu Mirna sambil menyalami.

Pak Narto dan Bu Mirna bangkit dari kursinya sembari melangkah ke halaman depan lalu membuka pintu mobilnya. Bu Mirna duduk di samping Pak Narto. Mobil pun melaju meninggalkan rumah Sita. Lambaian tangan mengiringi kepergian Pakde dan Bude Sita. Setelah mobil Bu Mirna sudah tak terlihat lagi, Sita pun masuk disusul kedua orang tuanya.

"Pak, sepertinya Mas Naro dan Mbak Mirna kecewa karena, Sita tidak mau tinggal bersama mereka."

Ibu Sita berucap sambil meneguk air minum yang masih tersisah di gelasnya.

"Ya, Bu, tetapi anak kita Sita tidak ingin jauh dari orangtuanya," sambung Bapak Sita.

Mereka juga ingin anaknya melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi namun, keadaanlah yang membuat sehingga Sita tidak bisa ke SMP.

Bersambung....
Jakarta, 5 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun