Tin... tin... tin, klakson mobil membangunkan Citra dari istirahat siangnya.
"Aduh, sudah pagi, aku akan terlambat," gumamnya di hati.
Citra pun beranjak dari pembaringannya, dikiranya sudah pagi, ternyata hari masih sore. Kakinya melangkah kesuara mobil yang ada di halaman rumahnya.
"Bapaaaaak, aku kangen bapak, kemana saja sih, tidak ngajak-ngajak," tuturnya sembari memeluk tubuh bapaknya.
"Ya, Nak ada pekerjaan yang harus ditangani," imbuh bapak Citra sembari mengelus rambut Citra yang terurai pangjang. Mereka pun masuk ke dalam rumah. Bapak Citra menghempaskan bokongnya di sofa sambil mengeluarkan nafas dengan kasar.
"Huuup, letih sekali rasanya."
"Bi, Lasni tolong buatkan minum bapak," titah BU Citra.
***
"Dik, kami pamit pulang ya, lain kali kami akan datang kembali. Semoga kita sehat-sehat semua," ucap Bu Mirna sambil menyalami.
Pak Narto dan Bu Mirna bangkit dari kursinya sembari melangkah ke halaman depan lalu membuka pintu mobilnya. Bu Mirna duduk di samping Pak Narto. Mobil pun melaju meninggalkan rumah Sita. Lambaian tangan mengiringi kepergian Pakde dan Bude Sita. Setelah mobil Bu Mirna sudah tak terlihat lagi, Sita pun masuk disusul kedua orang tuanya.
"Pak, sepertinya Mas Naro dan Mbak Mirna kecewa karena, Sita tidak mau tinggal bersama mereka."