Aku Tidak Bisa Seperti Teman-Temanku
 Menggapai Harapan-18
@Cerpen
Sesampai di sekolah ternyata teman-teman mereka sudah ada di dalam kelas.
"Hai, teman-teman selamat pagi, ternyata kalian sudah sampai duluan," Citra menyapa dan memberi salam. Serentak teman-temannya menjawab.
"Citra, jam berapa ya pengumumannya, jantungku berdegup kencang, ada apa ya?" Apakah ada yang tidak lulus? Tanya Kori sembari tangannya menempel di dadanya.
"Semoga kita lulus semua," imbuh Citra.
Rika diam-diam melirik Sita, dia tidak senang melihat Sita dekat dengan Citra.
"Huh ... sok cantik saja dia itu, nempel terus sama Citra kayak perangko," monolognya di hati.
Pukul 10. 00 WIB, pak guru menempelkan nomor ujian di papan mading. Usai menempelkan nomor ujian Pak guru melangkah ke dalam kelas.
"Selamat pagi-anak-anak silakan melihat pengumuman di mading," titah Pak Burhan.
Tersentak anak-anak mendengarnya. Mereka berhamhuran keluar menuju mading.
"Horeee, aku lulus," teriak Doli sembari melompat kegirangan.
Sita masih duduk di dalam kelas, dia tidak berani melihat pengumuman
"Sita, ayo lihat nomormu," ajak Citra
Sita pun beranjak dari bangkunya bersama Citra dia menuju papan pengumuman. Saat netranya melihat nomor ujiannya kedua tangannya menyatu mengucap syukur . Tidak terasa air matanya berurai membasahi pipinya. Sita merasa senang namun, di lubuk hatinya bermonolog.
"Aku tidak bisa seperti teman-temanku melanjut ke sekolah lanjutan pertama."
"Sita, kamu menangis ya? Sudah hapus air matamu. Percayalah Tuhan pasti memberi pertologan, hingga kamu bisa lanjut ke SMP," tukas Citra.
Sita pun menghapus air matanya. Akhirnya mereka pulang bersama-sama.
***
"Kasihan sekali kamu Sita, kamu pintar dan baik hati semoga Tuhan memberi pertolongan," Citra bermolog di hatinya.
Sesaat hening masing-masing bergerilia di hati. Sita masih tampak sedih, sementara Citra tidak ingin membuat temannya tersinggung.
Citra akhirnya mendongak kepada Sita.
"Sita, ayo kita pulang, teman-teman kita sudah pada pulang," ajak Citra sambil meraih tangn Sita.Â
Mereka pun beranjak dari tempat mereka duduk, lalu melangkah pulang. Mentari tepat di atas kepala. Citra meraih topi dari dalam tasnya dan memakai menutup kepalanya. Sita juga demikian.
Â
"Aduh, panas sekali bisa gosong kulitku," imbuh Citra.
Â
"Hai, Citra kok cuma berdua teman yang lain mana?"
Â
Veni yang bertemu di pertigaan bertanya. Biasanya Citra pulang bersama-sama tetangganya.
Â
"Mereka sudah lebih dulu pulangnya Kak Vin," balas Citra sembari menyipitkan netranya karena merasa silau.
Â
"Hari ini pengumuman kelulusan ya Cit? Gimana lulus tidak? Tanya Vina.
Â
Vina yang tetangga Citra kini duduk di kelas 8.
Â
"Puji syukur Kak, kami lulus semua," jawab Citra.
Â
Sita akhirnya berpisah dengan Citra.
Â
"Sit, sampai ketemu besok ya," imbuh Citra.
Â
"Baik, Cit, dah, dah," ucapnya sembari melambaikan tangannya.
Â
Bersambung....
Â
Jakarta, 1 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H