"Tok, tok, tok.
Sita membuka pintunya.
"Krek".
Ternyata teman-temannya yang datang berkunjung.
"Hai, Sita, apa kabar? Tanya Citra.
"Wah, kalian ternyata, ayo masuk," Sita menyilakan mereka masuk.
Rumah sederhana dan kursi yang terbuat dari kayu sederhana hasil tukangan ayahnya.
"Maaf teman-teman bila kurang nyaman," ucap Sita lirih.
"Tidak apa-apa Sita, kami nyaman kok," balas Citra.
Mereka menanyakan alasan Sila tidak datang brlajar kelompok. Sita akhirnya menceritakan ibunya yang sakit. Dia harus merawat ibunya. Sita dua bersaudara, namun, kakaknya yang bernama Ridwan sudah lama pergi merantau karena orang tuanya tidak sanggup membiayai sekolahnya.
Sejak kelas 5 SD Ridwan sudah pergi merantau bersama teman-temannya. Keberadaan Ridwan tidak diketahui orang tuanya. Kini hanya Sita harapan kedua orang tuanya untuk membantu membiayai keluarganya. Usia ayah dan ibu Sita sudah di ambang senja. Mendengar penjelasan Sita, teman-temannya terharu terlebih Citra, buliran bening tidak terasa menetes dari netranya.