Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gelisah

19 Agustus 2023   19:16 Diperbarui: 19 Agustus 2023   19:52 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelisah

@Cerbung

Menggapai harapan-5

"Kami bisa masuk dok," ucap keluarga Ibu Sita. 

"Silakan masuk melihat Ibu," dokter Hilma memberi izin.

 

Sita dan Bapaknya gegas masuk ke ruang periksa, ibu yang sudah sadar mengurai air mata.

 

"Bu, ibu jangan menangis ibu pasti sembuh," kata Sita sembari memeluk ibunya.

 

  kini Ibu Sita terlihat segar setelah dokter memberi obat dan menyuntiknya. Dokter menyarankan Ibu Sita sudah boleh pulang, yang penting istirahat dan makan yang bergizi.

 

"Baiklah dok terima kasih atas pertolongannya."

 

 Dokter yang sudah tahu keadaan keluarga Ibu Sita, tidak meminta bayaran obatnya. Sita sangat berterima kasih kepada dokter yang mengobatinya.

 

"Pak terima kasih atas pertolongannya kami tidak dapat berbuat apa-apa, kiranya Tuhan menambahkan berkat yang melimpah," ungkap ayah Sita.

 

  Mereka pun melangkah pulang meninggalkan rumah dokter Hilma.

 

Koko ayam jantan membangunkan Sita dari tidurnya, walau dia anak semata wayang namun, dia tidak pernah bermanja-manja. Dia selalu membantu ibunya menyiapkan sarapan pagi. Usai melantunkan doa sebagai ucap syukur kepada Yang Kuasa, dia pun meraih handuk dan membersihkan diri. Tubuhnya yang sudah segar membuat dia lebih bersemangat mengerjakan pekerjaannya. Ibunya yang masih lemah tidak dibiarkannya bekerja. Ubi singkong yang akan menjadi sarapan pagi ditemani ikan bakar sudah siap dihidangkan.

 

  "Bu, Pak, ayo sarapan dulu, Sita sudah menyiapkannya," tuturnya dengan penuh rasa sayang.

 

Sinar fajar menyeruak menghias semesta. Citra yang sudah beranjak dari perbaringannnya merasa silau dengan mentari yang masuk ke dalam rumah melalui jendela. Nyanyian burung terdengar indah menyambut insan yang sudah bangun dari mimpinya. Citra teringat akan belajar kelompoknya.

 

"Oh, ya, inikan hari Sabtu, teman-temanku akan datang belajar kelompok," gumamnya di hati. Ia pun menghampiri ibunya yang sudah rapi dan wangi.

 

"Selamat pagi Bu, ibu sudah rapi, ibu mau kemana?" Tanyanya sembari memberi salam.

 

  Dia mengingatkan agar Bibinya tidak lupa menyiapkan makanan untuk teman-temannya. Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, satu persatu temannya sudah pada datang.

 

"Ayo, teman-teman silakan duduk, sambil menunggu teman kita yang belum datang, cicipin makanan ala kadarnya," Citra menyambut temanaya dengan ramah.

 

"Ayo, Citra, kita mulai saja sudah pukul sepuluh nih," kata Rika.

 

Rika senang saat melihat Sita tidak datang belajar kelompok.

 

"Sebentar lagi ya, masih ada yang belum datang," balasnya sembari netranya melihat keluar. "Ada apa ya dengan Sita? Kenapa dia belum datang? Tanyanya di hati.

 

Ketidak hadiran Sita membuat Citra gelisah.

 

"Sudahlah Citra, pasti dia lupa hari ini ada kerja kelompok," sambung Rika. Sebenarnya dia senang Sita tidak datang.

 

Bersambung....

 

Jakarta, 19 Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun