Terik mentari tepat diatas kepala. Dengan semangat yang membuncah anak-anak berjalan menahan teriknya mentari.
Tawa canda terdengar saat mereka pulang, ada juga yang berkejar-kejaran sembari menggoda temannya. Berbeda dengan Rika yang selalu tampil lebih hebat dari temannya. Ia tidak suka saat Citra berteman dengan Sita. Rika merasa tidak pantas berteman dengannya.
"Sita jangan lupa ya besok datang ke rumahku, kita belajar bersama," Citra mengingatkan Sita.
"Maaf, Citra aku tidak bisa, aku harus membatu ibu bekerja, kasihan ayah dan Ibu tidak ada yang membatu," jelas Sita dengan lirih.
Sebenarnya Sita ingin sekali belajar bersama Cikra namun keadaan orang tuanya yang membuat Sita tidak bisa datang. Sita anak yang pintar, dia tidak pernah malas belajar. Dia berharap bisa meraih impiannya.
"Ya, sudah kalau begitu lain waktu bisa ya? Sita berharap.
Ternyata, mereka sudah sampai di Desa mereka tinggal. Desa Suka Damai.
"Sampai bertemu besok ya teman-teman," ucap Cikra sembari melangkah menuju rumahnya yang sudah terlihat.
Rumah juragan tanah sangat besar, halamannya luas namun asri. Banyak tanaman hijau dan beraneka tanaman bunga menghiasi halaman rumahnya.
Usai memberi salam dia pun masuk ke dalam rumah.
"Hai, Nak sudah pulang ya?" Bu Mia menyambut anaknya yang baru pulang.