Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terungkap, Alasan Menangis Histeris

6 Agustus 2023   22:05 Diperbarui: 6 Agustus 2023   22:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dikira Osal digigit serangga, ternyata seperti itu dia kalau bangun pagi. Apa lagi bila tidak ada Bu Lia di sampingnya memeluk tubuhnya. Pak Hery tersentak mendengar tangisan Osal. Bergegas dia bangkit dari ranjangnya. Dihampirinya anaknya yang masih sesunggukan.

 

"Kenapa Nak Osal, ayo sama Papa, kita jalan pagi ya," ucapnya sembari menggendong Osal.

 

Saat mereka melangkah keluar rumah, mentari belum menampakkan sinarnya. Hembusan bayu terasa dingin menembus kulit. Osal yang dalam gendongan papanya sudah tidak menangis lagi. Namun, buliran bening masih menempel di pipinya. Mereka menyusuri jalan yang masih sepi. Belum terlihat kendaraan yang lalu lalang.

 

"Pa, ayo masuk ke rumah Bibik," ucapnya

 

Udara pagi yang menusuk kulit Osal membuat dia tidak tahan berlama-lamadi luar. Tangisan histerisnya sudah tidak terdengar lagi. Dengan langkah cepat Pak Heri menuju rumah Bibi takut kalau anaknya menangis lagi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun