Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terungkap, Alasan Menangis Histeris

6 Agustus 2023   22:05 Diperbarui: 6 Agustus 2023   22:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terungkap, Alasan Menangis Histeris

Penantian di Ujung Rindu-25 

@Cerpen

 

Tangis Osal yang histeris, membuat seisi rumah panik termasuk Bibi Atan.

 

"Ada apa dengan Osal?" sampai hiteris begitu. Mungkin disengat serangga," tanya bibi panik.

 

Dia tidak digigit serangga Dik, tetapi karena dia bangun.

 

'Oh, begitu."

 

Dikira Osal digigit serangga, ternyata seperti itu dia kalau bangun pagi. Apa lagi bila tidak ada Bu Lia di sampingnya memeluk tubuhnya. Pak Hery tersentak mendengar tangisan Osal. Bergegas dia bangkit dari ranjangnya. Dihampirinya anaknya yang masih sesunggukan.

 

"Kenapa Nak Osal, ayo sama Papa, kita jalan pagi ya," ucapnya sembari menggendong Osal.

 

Saat mereka melangkah keluar rumah, mentari belum menampakkan sinarnya. Hembusan bayu terasa dingin menembus kulit. Osal yang dalam gendongan papanya sudah tidak menangis lagi. Namun, buliran bening masih menempel di pipinya. Mereka menyusuri jalan yang masih sepi. Belum terlihat kendaraan yang lalu lalang.

 

"Pa, ayo masuk ke rumah Bibik," ucapnya

 

Udara pagi yang menusuk kulit Osal membuat dia tidak tahan berlama-lamadi luar. Tangisan histerisnya sudah tidak terdengar lagi. Dengan langkah cepat Pak Heri menuju rumah Bibi takut kalau anaknya menangis lagi.

 

"Ok, anak ganteng kuta masuk ke rumah bibi. Kamu kedinginan ya Nak," ucap Pak Hery sembari mengelus rambut tipis Osal.

 

Air hangat sudah disiapkan Bu Lia untuk Osal dan Lory. Bu Lia menghampiri anaknya.

 

"Ayo, Nak bersihkan tubuhmu, kita akan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah kita.

Osal melengkungkan bibirnya tandanya dia senang. Pakainnya pun di lepas, lalu ia masuk ke dalam ember yang sudah berisi air hangat.

 

"Uh, hangat airnya," katanya sembari tangannya memukul-mukul air.

 

Gegas Bu Lia mengusap tubuh Osal dengan sabun mandi.

 

"Nak, tidak boleh berlama-lama ya biar gantian dengan Kaka Lory," Bu Lia mengingatkan.

 

Osal mengangguk tanda setuju. Usai disiram dengan air yang bersih, Bu Lia melap tubuh Osal dengan haduk lalu melangkah meninggalkan kamar mandi.

 

Usai dibalur dengan minyak baby, Bu Lia memakaikan pakaian anaknya.

 

"Nak, sama Papa dulu ya, Kakak Lory mau mandi," ucapnya sembari menghampiri Papanya.

 

Usai kedua anaknya rapi, Bu Lia dan Pak Hery pun bergantian bersihkan tubuh mereka.

 

Jakarta, 6 Agustsus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun