"Lory cucu nenek cepat sembuh ya, banyak minum dan istirahat," nenek berucap sembari memeluk dan menciumnya.
Secara bergiliran tante dan paman Lory menyalami kakak dan keponakannya. Semua sudah masuk ke dalam mobil. Pak Hery melajukan mobilnya dengan pelahan.
"Selamat jalan anak-anakku, semoga selamat sampai di tujuan," ucap Kakek dan Nenek.
Lambaian tangan menghantar kepergian mereka. Netra Bu Lia terlihat sembab dan tidak tertahan lagi, buliran bening menganak sungai di pipinya.
"Nenek, kakek dan anak-anaknya, mengikuti mobil menantunya hingga lenyap dari pandangan mata. Mereka melangkah ke teras dan menutup gerbang langsung masuk ke dalam rumah. Kakek duduk di sofa sembari menghela napas. Rumah kembali sepi tak terdengar lagi suara cucunya yang selalu ramai.
"Semoga cucu kita lekas sembuh ya Bu, kasihan kalau demam mereka masih dalam perjalanan," ucap kakek kelu.
 "Kita harus yakin Kek, cucu kita pasti sembuh," balas Nenek.
Siang itu cuaca sangat cerah, awan berkejar-kejaran di langit biru. Mobil Pak Hery terus melaju menuju pelabuhan Merak. Mereka akan masuk ke dalam kapal Ferry.
Sebelum sampai ke pelabuhan Merak, mereka istirahat di rest area. Rasa lapar sudah menyerang mereka. Bu Lia membuka bekal yang dibawa dari rumah orang tuanya. Lory dan Osal sudah lebih dahulu diberi makan. Lia tidak ingin kedua anaknya kelaparan. Usai makan anak-anak asyik bermain. Osal bermain mobil-mobilan, sementara Lory mainan Puzzle. Â Tangan Bu Lia mendarat di kening Lory, ingin memastikan tubuh Lory masih demam atau sudah berkurang.
Jakarta, 3 Juni 2023
Salam hangat