Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah tentang Pisang Saat Masih Sekolah Dasar

2 Juli 2023   22:05 Diperbarui: 2 Juli 2023   22:59 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

@Kolom

Kisah Tentang Pisang Saat Masih Sekolah Dasar.

Siapa yang tidak suka makan pisang? Kebanyakan orang suka makan pisang. Pisang banyak jenisnya. Ada pisang raja bulu, pisang kepok, pisang tanduk, pisang emas, pisang uli, pisang dingin, pisang barangan dan banyak lagi.

Olahan pisang bermacam-macam. Diantaranya:

Digoreng, direbus, bisa di buat bolu pisang, ada juga dibuat lepat, keripik dan lain sebagainya.

Kalalu cerita tentang pisang pasti semua bisa sesuai dengan pengalaman.

Kisah saat masih Sekolah Dasar. 

               Kedua orang tua Sila menanam pisang di tepi sungai. Pisang kepok namanya. Selain pisang kepok ada juga pisang ambon dan pisang emas yang ditanam di samping rumah.  Pisang yang sudah tua di tebang, lalu dipotong dari tandannya. Nah, pisang tersebut selalu diperam di dalam peti tempat penyimpanan peralatan tukang. Petinya lumayan besar. Pisang yang diperam selalu diintip, memastikan sudah matang atau belum.

               Tiga hari setelah diperam, Sila melangkah menghampiri peti tempat memeram pisang. Pulang sekolah selesai berganti seragam, penulis teringat akan pisang yang diperam. Sila melangkah perlahan agar tidak terdengar, sesampai di peti penyimpanan pisangSila membuka tutup peti perlahan-lahan.

Wah... ternyata pisang sudah matang. Melihat warna pisang yang sudah ranum, Sila tidak bisa menahan seleranya dia pengin langsung memakannya. Akhirnya tangan pun meraih pisang tersebut. Tiba-tiba ada suara langkah kaki. Sila menoleh ke belakang hehehe, ternyata bapaknya yang datang.

"Hm, siapa itu? tanya bapak Sila.

Ada apa nak, apa yang kamu lakukan di sini?"  tanya bapaknya.

Dengan gemetar dan gugup Sila bergeming.

"Hm, anu, itu, Pak, mau lihat pisang, sudah matang atau belum," jawabnya

Bapak tahu kalau Sila ketakutan, dan wajah menunduk. Akhirnya Bapak Sila membuka tutup peti dan meraih sesisir pisang lalu memberikan kepada Sila.

Nih, bawa ke meja makan," titah bapak Sila sembari menyodorkan pisang yang di tangannya.

Sila akhirnya dengan malu dan minta maaf, tidak diulang langi mengambil pisang yang diperam di dalam peti. 

Akhirnya pisang pun boleh dimakan sepuasnya.      

Walau setiap hari tidak pernah bosan memakan pisang. Tidak memandang jenis pisang yang ada, semua dimakan.    

Teman-teman yang ingin memasak bolu pisang silakan membuatnya dengan resep yang tertuang di bawah ini!"

       Resep Bolu Pisang (loyang ukuran 26 cm x 10 cm)

Bahan-bahan:

3 butir telur

100 gr gula pasir

230 gr pisang ambon lumut (sangat matang)

70 gr Anchor Unsalted Butter

70 gr Anchor Tinned Salted Butter atau Anchor Salted Butter

110 gr tepung terigu protein sedang

sdt garam

20 gr susu bubuk

1 sdt bakingpowder

Langkah Membuat:

Panaskan oven di suhu 170 derajat

Campurkan Anchor Unsalted Butter dengan Anchor Tinned Salted Butter kemudian lelehkan dengan microwave selama 30 detik, aduk

Hancurkan pisang dengan garpu lalu tuang lelehan butter, aduk rata

Tambahkan garam, baking powder, dan susu bubuk, aduk rata lalu masukkan tepung terigu sambil disaring, aduk hingga rata

Kocok telur dan masukkan gula secara perlahan, kocok hingga pucat dan mengembang

Campurkan sedikit adonan telur ke dalam campuran pisang, aduk rata

Masukkan campuran pisang ke dalam telur, aduk perlahan hingga rata

Tuang adonan ke dalam loyang yang telah dialasi baking paper kemudian panggang selama 40 menit

Bolu pisang siap dihidangkan.(dikutib dari sukabumi update.com)

Jakarta, 2 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun