Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Merestui

30 Juni 2023   16:02 Diperbarui: 30 Juni 2023   16:11 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luka yang medera-6

@Cerpen

Tidak Merestui

"Bu, silakan ke kasir dulu ya," ungkap petugas yang ada di apotik.

"Baik Bu," balas Bi Kirin sembari melangkah menuju kasir.

Wulan masih duduk menunggu Bi Kirin kembali dari kasir. Beberapa menit kemudian Bibi sudah membawa kwitansi pembayaran lalu menyerahkannya kebagian apitik.

"Dituggu ya Bu, nanti ada panggilan," tukas petugas apotik.

Bi kirin kembali menghampiri Wulan duduk di sampingnya. Kebetulan ada kursi yang kosong. Bi Kirin membuka tasnya lalu meraih botol minum dan sepotong roti dari dalam tasnya.

"Nak, ini ada roti makanlah pasti kamu sudah lapar dan ini minumnya," ujar Bibi sembari menyodorkannya kepada Wulan.

"Terima kasih Bi," balasnya. Wulan yang perutnya sudah keroncongan memakan separoh, ia belum berselera makan, mulutnya masih terasa pahit. Dibukanya botol minum lalu meneguknya. Ia pun menyenderkan tubuhnya ke Bibi Kirin. Bi Kirin memeluk Wulan keponakannya lalu merebahkan tubuh Wulan ke pangkuannya.

"Tiduran saja Nak, sembari menunggu obat," ucap Bibi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun