Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Seorang pun Sanggup Melawanmu

16 Juni 2023   11:27 Diperbarui: 16 Juni 2023   11:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar pixabay.com

Puisi

oleh Seir Haidah Hasibuan

Tak Seorang pun Sanggup Melawanmu

Aromamu menyebar bebas keseluruh jagat raya

Namun aromamu, bukanlah aroma yang menyegarkan

Kehadiranmu tiada yang tahu, bahkan

kepergiamu juga tiada yang tahu

Tak seorang pun  sanggup melawanmu

Engkaulah Covid-19

/

Segala upaya menjadi utama, agar engkau

lenyap dari pelataran bumi ini

Aromamu membuat insan tiada berdaya.

Satu-persatu engkau buat insan hilang ingatan,

terbujur kaku di pembaringan untuk selamanya.

/

Jeritan tangis terdengar menusuk hati.

Kehadiranmu membuat insan menjadi jenuh tidak karuan.

Hendak melangkah ke alam bebas, engkau sudah menanti.

Rasa kuatir menyelimuti raga setiap insan

Akhirnya meringkuk di istina yang mungil,

menanti sampai engkau lenyap dari jagat raya ini

/

Lembayung memancarkan keindahan warnanya,

kembali insan melakukan kegiatan dalam keseharian

Sampai mentari menyurutkan dirinya kembali ke pusarannya,

terlihat gulita menyelimuti alam semesta

/

Insan kembali kepada senyapnya malam,

kejenuhan mereda di alam bawah sadar.

"Oh, akan kah ini berlalu?"

Ingin hati bersapa kawan sejawat, tawa,

canda, serasa penat hilang dari raga ini.

/

Tiada daya insan ini lemah, berdoa haruslah pasti.

Dialah sang pemilik waktu, tiada yang

tersembunyi dihadapan-Nya.

Walau si Covid merajalela, Ia Maha tahu.

Mungkin inilah cara, hingga insan di alam ini,

sujud bersimpuh kepada-Nya.

Jakarta, 16 Juni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun