Sabil melangkah, kucoba mengingat-ingat, ternyata benar dia kakak kelasku. Sejak saat itu, kami selalu lajan bersama. Sepertinya dia suka denganku namun, aku belum berani menerimanya. Lima bulan sudah kebersamaan kami. Sabtu malam dia datang ke rumahku.
"Lin, aku mau pamit, tunggu kedatanganku ya, kita akan membina rumah tangga," tetiba dia berucap sembari menggemgam kedua tanganku.
Netraku mulai berkaca-kaca, buliran bening berjatuhan membasahi pipiku.
Baik, Mas, jangan lupa denganku," balasku sambil mengusap pipiku yang basah.
Seiring berjalannya waktu, kabar berita tidak kunjung datang. Setelah kutahu khabar terakhir ternyata dia telah tiada.
Jakarta, 11 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H