Nenek merasa lega saat tahu kedua cucunya tertidur pulas. Malam semakin larut, bulan pun tak muncul menerangi kegelapan malam. Sepanjang jalan tidak terlihat lampu jalan. Suara jangkrik bersahut-sahutan di malam itu.
Antrian memanjang seperti ular. Trdengar klakson mobil bersahut-sahutan. Lebih kurang 10 jam kemacetan yang mereka alami. Rumah penduduk pun jarang terlihat. Sembari berjalan mereka mencari penginapan atau hotel namun tidak ada.
Akhirnya Bu Lia sekeluarga beristirahat di dalam mobil. Mereka parkir di depan rumah penduduk setelah melewati kemacetan. Hotel yang masih jauh dari tempat mereka berhenti.
"Pak, bagaimana kita! apa tidak bahaya kita menginap?" tanya Bu Lia resah.
Rasa kuatir merajai benak Bu Lia saat mereka istirahat di halaman rumah desa yang mereka belum kenal. Gelapnya malam sekitar pujul 01. 00. Tidak ada pilihan lain kecuali menginap di mobil yang diparkir di perkampungan.
Konon kisahnya banyak terjadi perampokan di tengah hutan. Berserah kepada Tuhan Yang Kuasa itulah yang mereka lakukan.
Macetnya perjalanan membuat mereka sangat kelelahan hingga Pak Reyhan dan Bu Lia tidak kuat lagi menahan kantuknya. Mereka pun lelap dalam tidurnya. Hembusan angin malam menemani tidur mereka.Â
"Kukuruyuk," bunyi ayam Jago membangunkan Bu Lia dari mimpinya.
Â
"Oh, ternyata sudah pagi, syukurlah," ucap Bu Lia.
Â