Mohon tunggu...
Nova Listiani
Nova Listiani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hasil Survei Elektabilitas yang Dapat Kita Jadikan Acuan

7 Mei 2018   11:09 Diperbarui: 7 Mei 2018   11:24 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Pilkada Serentak dan Pilpres 2019, beragam survei terkait survei elektabilitas bakal calon presiden 2019 telah dilakukan oleh lembaga-lembaga survei yang ada di Indonesia.   Beragam hasil survei di publikasikan ke publik dengan harapan memberikan informasi kepada masyarakat tentang perkembangan elektabilitas  dari bakal Capres 2019.

Menyimak Detiknews tanggal 4 Mei 2018 sebanyak empat lembaga survei yaitu Indikator, Litbang Kompas, Cyrus Network, dan Poltracking telah merilis hasil survei terhadap elektabilitas bakal calon presiden 2019 dengan hasil secara elektabilitas Jokowi unggul di empat lembaga survei tersebut.   

Lainnya....Lembaga survei Charta Politika juga merilis hasil survei terhadap pengaruh pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dengan hasilnya, Jokowi lebih unggul dibandingkan Prabowo Subianto. Lembaga survei Populi Center juga merilis data perbandingan elektabilitas calon presiden. Tren elektabilitas Jokowi cenderung stagnan, sedangkan Prabowo Subianto menunjukkan penurunan.

Lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terhadap pengaruh pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hasilnya, Jokowi lebih unggul dibandingkan Prabowo Subianto karena Jokowi masih menduduki peringkat pertama dengan persentase 52,8%.   

Hasil survei nasional Poltracking Indonesia terkait peta elektoral 2019 sekitar 57,9 % publik mendukung Joko Widodo, hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) lebih dari 70 % generasi milenial berusai 17 sampai 29 tahun puas dan 70 % non-milenial puas dengan pemerintahan Joko Widodo-JK.

Namun hari ini, hasil survei Indonesia Network Election Survei (INES) merilis hasil survei elektabilitas Prabowo tersebut dinyatakan  mengungguli Jokowi dengan perolehan suara 50,20% banding 27,70% dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dalam Gelora.co menyebut hasil survei INES yang paling benar.  

Sebelumnya dalam Detik.com pada tanggal 4 Mei 2018 Ketua Umum Partai Gerindra saat berada di Blitar menyampaikan pendapatnya sehubungan adanya hasil survei-survei terhadap calon presiden 2019 bila survei itu hasilnya tergantung siapa yang membayar.  

Sementara itu mantan Direktur Eksekutif INES, Irwan Suhanto dalam merdeka.com tanggal 11 Juli 2014 telah membuat pengakuan tentang lembaga survei yang pernah dipimpinnya jika INES merupakan lembaga survei alat propaganda Partai Gerindra...tentunya sahabat dapat menerjemahkannya bukan ?  

Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting Djayadi Hanan dalam Tempo.co menyampaikan alat utama survei adalah metodologi penelitian seperti teknik mengambil sampel, membuat kuesioner, menentukan margin error, mengambil data di lapangan, mengecek data asli atau palsu, serta mengolah dan menginterpretasi data.   

Namun yang terpenting sebagai lembaga survei yang kredibel, orangnya harus memiliki kapasitas peneliti, hasil dan proses survei terbuka untuk publik, serta bisa diaudit.   

Sehubungan dengan hal ini, pengamat politik Eep Saefulloh menyampaikan 4 hal yang harus dipenuhi oleh lembaga survei ketika publikasi sehingga lembaga survei kredibel  yaitu  lembaga survei itu harus mengumumkan dengan siapa bekerja sama dalam melakukan survei kepada KPUD/KPU yang dilampirkan ke Panwas, lembaga survei itu harus menyerahkan lampiran tentang hal-hal pokok yang disurvei ke KPUD/KPU ditembuskan ke Panwas, lembaga survei itu wajib menyertakan kopi bukti pembayaran pajak kepada KPUD dan panwas

Lembaga survei yang mempublikasikan hasil survei wajib hukumnya untuk menyerahkan row data atau data mentah dari semua informasi yang dipublikasikan sehingga siapapun yang akan mempermainkan data akan dapat diketahui.

Tahun 2018 dan tahun 2019 sebagai tahun politik, masyarakat akan melihat banyak hasil lembaga survei karena masyarakat tidak akan pernah membaca atau mengambil acuan satu lembaga survei saja.  Sooo... kita harus menjadi orang yang semakin bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun