Penghargaan diri yang tinggi berpengaruh pada perilaku flexing. Flexing selama ini dianggap berpengaruh positif bagi individu atau kelompok tertentu.Â
Namun kenyataannya, self-esteem tinggi bisa menimbulkan optimism dan kepercayaan diri yang ekstrem. Situasi ini menimbulkan hal negatif yaitu motivasi yang tinggi dengan ketekunan disertai rasa optimisme yang tidak realistis. Perilaku ini yang dikatakan dalam buku social psichology ini.Â
Selanjutnya dalam buku Life-Span Development mengungkapkan bahwa self-esteem merujuk pada sikap kesombongan, merasa diri besar, superioritas pada orang lain dan sikap narsistik. Pribadi narsistik tergolong gangguan mental.Â
Gangguang ini perlu adanya upaya pengendalian sehingga mengurangi efek negatifnya. Cara mengendalikannya yakni dengan mengontol pandangan pada diri supaya tidak menjadi superior dari orang lain.Â
Selain itu, kontrol perilaku juga perlu dilakukan oleh para influencer demi mempertahankan umpan balik (feedback) positif yang selama ini diperolehnya. Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat, jangan lupa tanggapan dan komentarnya.
Baca Juga:Â Aku, Kamu dan Sebuah SenyumanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H