Karakteristik kepribadian individu yang manipulatif. Karakteristik manipulatif adalah kecenderungan individu untuk memanfaatkan atau memanipulasi situasi untuk memperoleh kepentingan pribadi.
Karakteristik kepribadian individu yang kurang memiliki rasa empati kepada orang lain. Empati adalah kemampuan individu untuk merasakan, memahami dan melihat sudut pandang orang lain. Jika individu memiliki rasa empati yang kurang maka ia tidak akan mampu merasakan bahwa ada pihak-pihak yang dirugikan dari perilakunya.
Karakteristik kepribadian individu yang narcissistic. Karakteristik narcissistic adalah perasaan diri yang berlebihan, sehingga individu merasa bahwa dirinya yang paling hebat, paling berkuasa, paling cantik atau tampan, paling pantas memperoleh perlakuan istimewa, padahal sesungguhnya perilaku narcissisticmerupakan bentuk kompensasi dari perasaan rendah diri (low self-esteem) yang dimiliki oleh individu.
Ketidakmampuan individu bersikap asertif. Sikap asertif adalah kemampuan berkomunikasi secara terbuka mengenai pikiran dan perasaannya kepada orang lain tanpa menyakiti dirinya dan orang lain. Individu yang tidak mampu bersikap asertif seringkali menggunakan cheating sebagai bentuk tindakan untuk mengekspresikan kekesalannya, amarahnya, dan dendam kepada orang lain.
2. Faktor Situasional
Individu yang melakukan cheating telah terbiasa atau belajar tidak terlalu mementingkan nilai-nilai kejujuran dari sebuah situasi. Hal ini dapat terjadi ketika individu dibesarkan dalam lingkungan yang kurang menekankan pentingnya nilai-nilai kejujuran.
3. Adanya Keuntungan Sekunder
Individu menganggap bahwa perilaku cheating lebih mendatangkan banyak keuntungan dibandingkan berperilaku jujur. Misalnya dengan berperilaku curang, beberapa orang merasa lebih cepat memperoleh status sosial, lari dari tanggungjawab, lebih memperoleh perhatian, lebih cepat kaya, dan sebagainya.
Parahnya, para pelakor tersebut berusaha menyalahkan pasangan atau korbannya untuk melepaskan diri dari tanggungjawab atas perilakunya sendiri. Padahal perilaku cheating atau selingkuh tidak pernah disebabkan oleh faktor karakteristik korban.
Apakah perilaku cheatingbisa disembuhkan?
Pola perilaku cheating tersebut akan cenderung menetap dan berulang, meski bentuk perilakunya bisa berbagai macam, tidak selalu selingkuh. Perilaku cheating bisa disembuhkan atau akan berhenti jika muncul keinginan untuk berubah dari diri individu tersebut. Lebih lanjut, pelakor yang ingin berubah dapat meminta bantuan atau berkonsultasi ke psikolog atau para ahli dibidangnya.