Abstrak: Masjid Jami' memiliki peran yang penting dalam kehidupan masyarakat sebagai tempat ibadah, aktivitas sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Keberadaan masjid di dekat tempat wisata dapat meningkatkan ekonomi lokal dan sektor pariwisata, namun memerlukan kerjasama antara masjid, pengelola tempat wisata, dan masyarakat untuk mengatasi dampak negatif seperti peningkatan sampah dan kemacetan. Masjid juga memberikan bantuan kepada fakir miskin, pendidikan nonformal, dan dukungan terhadap ekonomi lokal. Upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar masjid menjadi fokus dalam pengelolaan masjid, sementara Masjid Agung juga berperan dalam memperkaya kehidupan spiritual dan sosial masyarakat serta meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya melalui berbagai kegiatan dan program pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci: Masjid Jami', tempat wisata, dampak
Abstract: Jami' Mosques and Great Mosques have an important role in community life as places of worship, social activities, and community empowerment. The presence of mosques near tourist attractions can boost the local economy and tourism sector, but requires cooperation between mosques, tourism managers, and communities to overcome negative impacts such as increased garbage and congestion. Mosques also provide assistance to the poor, non-formal education, and support for the local economy. Efforts to maintain cleanliness and environmental sustainability around the mosque are the focus of mosque management, while the Great Mosque also plays a role in enriching the spiritual and social life of the community and improving the quality of the surrounding environment through various community empowerment activities and programs.
Key Word: Jami' Mosque, tourist attraction, impact
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir, masjid di dekat tempat wisata menjadi fenomena yang semakin populer. Misalnya, masyarakat Indonesia sangat menyukai masjid yang berada di dekat tempat wisata. Masjid-masjid ini telah melihat peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke sana, serta layanan dan fasilitas yang lebih luas dan beragam. Beberapa bahkan menjadi objek wisata utama karena pengelolaan yang lebih baik dan infrastruktur yang lebih baik.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa masjid sebagai tempat ibadah memiliki peran yang lebih luas dan direncanakan dalam masyarakat. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai tempat pusat ekonomi, komunikasi, dan pembinaan umat Islam. Masjid juga berfungsi sebagai representasi budaya dan keislaman. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi masjid yang berdekatan dengan tempat wisata tidak terganggu dan masjid tersebut tetap menjadi tempat sakral dan spiritual bagi umat Islam, perlu adanya perhatian khusus saat mengelolanya.
Menurut beberapa penelitian, masjid yang berada di dekat tempat wisata dapat menjadi alternatif yang bagus untuk meningkatkan ekonomi lokal dan sektor pariwisata. Wisatawan yang datang ke tempat wisata juga dapat menemukan nilai religius dan spiritual di masjid-masjid tersebut, meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap agama dan budaya. Dalam beberapa kasus, masjid-masjid ini bahkan menjadi tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga meningkatkan pendapatan daerah dan mengembangkan sektor pariwisata.
Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sinergi, tantangan, dan peluang masjid-masjid yang berdekatan dengan tempat wisata dan bagaimana pengelolaan masjid secara efektif, serta bagaimana pengelolaan ini dapat meningkatkan nilai tempat wisata dan spiritual di masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan pariwisata religi di Indonesia yang lebih berkelanjutan dan berfokus pada kepentingan masyarakat.
METODE
Metode pelaksanaan kegiatan ialah pola atau sistem tindakan yang hendak dilakukan ataupun tahapan-tahapan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan penelitian. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun langkah yang dilakukan untuk pengambilan data, analisa data hingga penyusunan laporan sebagai berikut: 1) analisis situasi; 2) identifikasi masalah; 3) rencana pemecahan masalah dan kegiatan; serta 4) pelaporan. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penulisan ini yakni melalui: 1) reduksi data. Peneliti melakukan pencatatan kembali hasil paparan data dengan tujuan untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan fokus kajian yang ditulis yakni terkait pengaruh tempat wisata terhadap lingkungan masjid; 2) Penyajian data. Data disajikan dalam bentuk narasi deskriptif yang menjelaskan secara runtut mengenai tempat ibadah yang dijadikan sebagai sarana untuk ibadah dan menjadi aktivitas sosial di tengah kota; 3) Penarikan kesimpulan. Paparan materi dan data yang telah disajikan kemudian disajikan untuk menjawab permasalahan yang diungkap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada zaman Rasulullah, masjid bukan sekedar tempat melaksanakan sholat, tetapi difungsikan sebagai multi peran untuk mengelola kepentingan umat. Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam dan para sahabat juga menjadikan masjid sebagai tempat berkumpul umat Muslim untuk mengkaji wahyu Allah serta berbagai perkara yang terjadi.
Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak dibenarkan untuk sedikitpun dari air kencing dan kotoran lainnya. Masjid ini hanyalah untuk zikir kepada Allah, sholat, dan membaca Alquran." (HR. Imam Muslim no 1163 dan no. 687)
Peran masjid digunakan sebagai tempat untuk majelis ta'lim, halaqah, dan madrasah. Majelis ta'lim adalah pertemuan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Halaqah adalah cara belajar mengajar yang dilakukan kelompok kecil dengan membuat lingkaran, sedangkan madrasah adalah tempat belajar. Ketika hijrah, Rasulullah membangun masjid untuk menjalin solidaritas antara kaum Muhajirin dan Anshor. Masjid tersebut kini dikenal sebagai Masjid Nabawi. Fungsinya saat itu sebagai Islamic Center, di mana segala permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat dapat diadukan kepada Rasulullah.
Fungsi masjid dalam aspek urusan politik juga dilakukan oleh Rasulullah. Pada zaman Rasululllah, masjid digunakan sebagai tempat pelaksanaan urusan kenegaraan seperti tempat melaksanakan pengesahan atau pembaiatan para khalifah dan tempat musyawarah negara. Masjid juga digunakan sebagai tempat manajemen finansial dan perbendaharaan harta kaum muslim yang digunakan untuk meringankan ekonomi para jamaahnya.
Masjid pada zaman Rasulullah SAW memiliki fungsi yang jauh lebih luas daripada sekadar tempat ibadah. Masjid kala itu berperan sebagai pusat kehidupan umat Islam, merupakah tempat berkumpul, bermusyawarah, dan  sebagainya.  Namun, seiring perkembangan zaman, peran masjid mengalami pergeseran. Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat ibadah  tetap tidak berubah contohnya pada masjid Jami yang berdekatan dengan Alun-alun Kota Malang.
Masjid Jami tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Islam disekitar, tetapi juga sebagai tempat untuk pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar dan tempat peristirahatan bagi wisatawan. Masjid Jami yang berdekatan dengan Alun-alun kota Malang dapat saling membantu dalam kebaikan baik bagi pihak Masjid Jami, pihak Alun-alun Kota Malang, dan juga bagi pihak masyarakat sekitar. Hal ini merupakan Simbiosis mutualisme antara Masjid Jami, Alun-alun Kota Malang, dan masyarakat sekitar, dalam Islam dapat dilihat sebagai hubungan yang saling menguntungkan antara tiga pihak. Simbiosis mutualisme antara masjid dengan tempat wisata dalam Islam menekankan pentingnya integrasi yang harmonis antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai negara untuk mencapai kebaikan dan kemajuan bersama.
Dampak positif masjid bagi tempat wisata antara lain meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menggeliatkan ekonomi lokal. Masjid menarik wisatawan yang ingin beribadah dan merasakan suasana religius, sehingga meningkatkan jumlah pengunjung tempat wisata, terutama pada hari-hari besar Islam. Aktivitas di masjid, seperti sholat Jumat dan pengajian, mendatangkan jamaah yang kemudian berbelanja di sekitar tempat wisata. Hal ini membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
Namun, di sisi lain, masjid juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi tempat wisata, seperti peningkatan sampah dan kemacetan. Aktivitas di masjid, seperti sholat Jumat dan pengajian, dapat menghasilkan sampah yang cukup banyak. Hal ini dapat mencemari lingkungan sekitar tempat wisata jika tidak dikelola dengan baik. Peningkatan jumlah pengunjung di masjid dan tempat wisata juga dapat menyebabkan kemacetan di area tersebut. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan wisatawan dan masyarakat sekitar.
Upaya untuk mengatasi dampak negatif tersebut memerlukan kerjasama antara masjid, pengelola tempat wisata, dan masyarakat. Masjid dan pengelola tempat wisata dapat bekerjasama untuk menyediakan tempat sampah yang memadai, mengatur parkir, dan mengatur waktu pengeras suara agar tidak mengganggu aktivitas di tempat wisata. Masyarakat pun dapat berperan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan transportasi umum, dan saling menghormati perbedaan.
Bagi para pedagang, keberadaan masjid dan tempat wisata membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru dan meningkatnya pendapatan. Sedangkan dampak negatifnya adalah meningkatnya persaingan dan kenaikan harga barang dan jasa.
Bagi wisatawan, keberadaan masjid di tempat wisata memberikan kemudahan untuk beribadah dan menjadi tempat peristirahatan. Mayoritas wisatawan pun menghormati waktu ibadah dan segera menuju masjid untuk melaksanakan ibadah saat adzan berkumandang.
PENUTUP
Pada dasarnya, masjid yang berada di dekat tempat wisata memiliki peran yang kompleks dan multidimensi. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini dapat menjadi pusat kehidupan masyarakat, pusat ekonomi, pusat komunikasi, serta pusat pembinaan umat Islam. Namun, perlu diingat bahwa pengelolaan masjid ini harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalkan dampak negatif yang dapat timbul, sehingga fungsi-fungsi tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Dalam hal ini, penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi dasar untuk mengambil tindakan yang tepat dalam mengelola masjid-masjid yang berada di dekat tempat wisata. Dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh tempat wisata terhadap lingkungan masjid. Hal ini akan membantu pengelola masjid dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola masjid, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif.
Selain itu, upaya kerjasama antara masjid, pengelola tempat wisata, dan masyarakat juga dapat menjadi langkah yang tepat dalam mengatasi dampak negatif yang timbul. Dengan mengambil tindakan bersama, maka dapat diharapkan bahwa masjid dan tempat wisata dapat saling menguntungkan dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Hal ini akan meningkatkan nilai tempat wisata dan spiritual di masyarakat, serta memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masjid dan tempat wisata.
Oleh karena itu, kita sebagai wisatawan dan jamaah harus menerapkan nilai-nilai islam seperti menjaga kebersihan lingkungan, menjaga etika ketika di masjid, maka dapat diharapkan bahwa masjid-masjid yang berada di dekat tempat wisata dapat memiliki peran yang lebih besar dalam mengembangkan pariwisata religi di Indonesia, serta memanfaatkan potensi ekonomi yang dimilikinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Riyandi Lastthio (2023). Masjid Sebagai Destinasi Wisata Religi. Dipetik dari https://kumparan.com/riyanda-lastthio/masjid-sebagai-destinasi-wisata-religi-20fJg62qdyP
Yudi (2022). Mengenal Peran Masjid Pada Zaman Rosullulah. Dipetik dari https://www.daaruttauhiid.org/mengenal-peran-masjid-paza-zaman-rosullulah/
https://tunasilmu.com/simbiosis-mutualisme-kebaikan/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H