Mohon tunggu...
Muhammad Wahdini
Muhammad Wahdini Mohon Tunggu... Buruh - pembelajar

.....

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menakar Urgensi Panduan Pengurangan Sampah (Less Waste Briefing)

19 Februari 2019   16:57 Diperbarui: 20 Februari 2019   14:55 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cambridgesustainablefood.org/wp-content/uploads/2018/04/WasteLess_SaveMore.png

Bila suatu waktu hadir dalam sebuah acara, baik di ruang pertemuan ataupun hotel, sebelum acara dimulai, biasanya pihak penyelenggara menginformasikan prosedur terkait dengan keselamatan dan kesehatan kepada tamu yang datang atau yang biasa disebut safety briefing. Dengan adanya informasi ini, harapannya, resiko bahaya keselamatan dan kesehatan yang kemungkinan terjadi dapat dikendalikan.

Namun, disamping aspek keselamatan dan kesehatan dalam penyelenggaraan acara, ada hal lain yang tak kalah penting untuk diinformasikan, yaitu terkait dengan pengendalian atas potensi sampah yang dihasilkan saat acara digelar.

Dalam sebuah acara, entah itu acara hajatan syukuran, atau pernikahan, kita kerap melihat sampah terbuang (food lost) yang tersisa di piring makanan para tamu, padahal makanan yang disajikan disediakan dengan konsep prasmanan, yang artinya tamu dapat memilih makanan sesuai dengan seleranya, tapi tetap saja tidak semua makanan yang diambil dapat dihabiskan.

Tentu saja kilah "lapar mata" biasanya dijadikan sebuah alasan, belum lagi masih adanya anggapan bahwa menghabiskan makanan hingga tandas adalah perilaku orang rakus. Padahal, perilaku menyisakan makanan ini pada akhirnya akan berimbas pada meningkatnya potensi sampah makanan (food waste).

Hal ini tergambar dalam studi yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit pada tahun 2016, bahwa setiap orang Indonesia menghasilkan sampah makanan hingga 300 kg per tahun, dan pada akhirnya menempatkan Indonesia sebagai Negara yang memproduksi sampah makanan nomor dua terbesar di dunia, dibawah Saudi Arabia yang produksi sampahnya mencapai 427 kg per tahun.

Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) 2016 tak kalah mengejutkan, berdasarkan data Lembaga Persatuan Bangsa Bangsa tersebut, sampah makanan di Indonesia mencapai 13 juta ton setiap tahunnya, padahal bila potensi itu bisa dikendalikan dan dikelola dengan baik, makanan tersebut dapat menghidupi lebih dari 28 juta penduduk Indonesia. Dari data tersebut diketahui bahwa bahwa kontribusi besar makanan terbuang dihasilkan dari aktifitas hotel, restoran, katering, supermarket, gerai ritel dan perilaku masyarakat.

Bila mengacu pada data dan fakta diatas, persoalan sampah terbuang (food lost) dan (food waste) tidak dapat dipandang sebelah mata, dan disepelekan. Belum lagi fakta bahwa sampah organik menciptakan gas methane yang menimbulkan efek gas rumah kaca dan menjadi salah satu penyumbang pemanasan global,menjadikan isu ini perlu disikapi secara serius.

Beberapa inisiatif melalui kampanye sosial hadir untuk menangani persoalan ini, salah satunya adalah gerakan #makanbijak. Gerakan ini digagas untuk untuk mengantisipasi makanan yang terbuang. Dari gerakan ini muncullah Slogan "mendingan ambil sedikit daripada kebanyakan" dan juga "jangan ikuti "Lapar Mata" sebagai upaya untuk mengurangi kebiasaan menyisakan makanan.

Namun, disamping menggelorakan secara terus menerus melalui kampanye sosial, upaya mengurangi sampah terbuang dan sampah makanan sebenarnya dapat dilakukan dengan langkah preventif dan sistemik, salah satunya yaitu dengan memberlakukan Less Waste Briefing atau Panduan Pengurangan Sampah. apa itu?

Less Waste Briefing adalah panduan yang memuat informasi dan langkah preventif untuk mengurangi dan mengendalikan potensi sampah yang dihasilkan dalam sebuah penyelenggaraan acara. Panduan ini diinformasikan kepada tamu undangan sebelum acara dimulai, dengan harapan agar perilaku bijak dalam mengendalikan sampah dapat dipahami oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

Karena itu, bila selama ini aspek Safety Briefing sudah jamak digunakan dalam setiap penyelenggaraan acara, Less Waste Briefing harus didorong sebagai sebuah prosedur dalam pelaksanaan setiap acara.

Lalu informasi apa saja yang perlu disampaikan dalam pelaksanaan Less Waste Briefing?

Setidaknya ada beberapa informasi yang dapat disampaikan terkait dengan Less Waste Briefing, tidak hanya menyoal bijak dalam berkonsumsi, tetapi menyangkut aspek lain yaitu: Pertama, soal pengurangan penggunaan wadah sekali pakai; kedua, implementasi Eco office; dan yang ketiga, upaya pemilahan sampah.

Pertama, di dalam Less Waste Briefing, pihak Penyelenggara menginformasikan bahwa dalam setiap sajian, tidak lagi digunakan wadah makanan dan minuman sekali pakai. Sebagai gantinya, penggunaan wadah yang dapat digunakan berulang seperti piring lepek dan gelas kaca lebih diutamakan. Dari informasi ini, penggunaan wadah sekali pakai bisa diminimalisir secara signifikan dan berujung pada berkurangnya potensi sampah.   

Kedua, Implementasi Eco Office mulai diberlakukan, salah satunya dengan mendigitalisasikan materi kegiatan (bahan seminar, diskusi, forum) yang biasanya masih menggunakan kertas, diarahkan untuk dapat diunduh secara elektronik melalui laman yang disediakan. Dengna langkah ini penggunaan kertas juga dapat diminimalisir.

Ketiga, Informasi tentang keberadaan tempat sampah terpilah juga penting disampaikan, dengan informasi ini, setiap tamu didorong untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan, dan diedukasi untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya.

Last but Not Least, sebagai upaya dalam mendukung Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah (Jakstranas) menuju Indonesia Bebas Sampah 2025, Less Waste Briefing setidaknya bisa menjadi salah satu inisiatif yang penting untuk diperhatikan dan diimplementasikan tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga setiap penyelenggara untuk dapat melaksanakan acara minim sampah.

*Penggerak Bang Saku, Warga Balikpapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun