“Iya, silakan yang mo intrupsi”
Ngingggg... bunyi feedback microphone menambah PK salah tingkah, bajunya pun mulai basah. Jas atau tuxedo sudah mirip dengan mantol hujan, kusut dan kelam. Mendadak tangannya gemetar, rasanya tak kuat mengangkat mic bila hanya satu tangan, tapi kalau dua tangan... gimana bisa pegangan? Nanti jatuh?
“Cek cek, tes, tes, masnya yang mo interupsi.. mic-nya ndak rusak tho?”
“Silakan loh, katanya mau interupsi?”
“Ti ti tidak yang mulia, ndak jadi interupsi ajah..”
“Weh? Ayo jangan malu-malu”
“Ndak jadi ndak jadi”
“Woi! Cepat atau kupakai pasal perilaku tidak menyenangkan dalam sidang!”
“Ti ti tidak yang mulia, ndak jadi interupsi ajah..”
BRAKKK...
“Dasar mencla mencle!”