“Esok kita kan pergi, jangan sakit yah?” bisikku pelan di telinganya. Mata indahnya terpejam perlahan, seperti bayi kesayangan ibu yang rindu pelukan haru. Hemhh...
… miliki aku dengan rasa sayang itu…. Kutidurkan wajahnya yang agak membiru bersamaan dengan lantunan bait kecil lagu rindu, indah dan sederhana, layaknya kumpulan awan yang menari-nari di belakang kami sambil meneteskan butir-butir cinta. Mungkinkah mereka sedang berpikir tentang tempat tinggal kami esok hari? Sebab pemukiman kumuh ini segera digusur untuk menjadi ruko dan hotel milik para pejabat negeri.
secangkir kopi dik,
sudikah kau memikirkannya?
layaknya lautan huma mengalasi bukit,
telah lama kering lidah tak mencecapnya
sesenduk gula dik,
enggankah membuangnya dari padanya?
seperti kunang-kunang terbang lalu mencubit,
terbiasa pahit, manis pun telah lama pergi berkelana