Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun pendidikan umumnya memberikan manfaat bagi demokrasi, dampaknya lebih terasa dalam konteks demokrasi transisi, yang membantu negara-negara ini menuju stabilisasi dan kemajuan demokrasi. Selain itu, efek pendidikan terhadap demokratisasi bahkan lebih kuat di negara-negara dengan pembangunan ekonomi yang rendah. Â Pola ini menekankan pentingnya pendidikan sebagai aset strategis untuk memperkuat stabilitas demokrasi dalam berbagai konteks ekonomi, serta mendorong kebijakan pendidikan yang tepat sasaran di negara-negara demokrasi transisi yang paling rentan terhadap kemunduran otoriter.
Mempertahankan Lembaga Demokrasi
Keberhasilan lembaga demokrasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat. Di negara-negara dengan tingkat pendidikan yang rendah, pemilihan umum yang demokratis tidak memberikan dampak signifikan terhadap kualitas pemerintahan. Sebaliknya, pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap kualitas pemerintahan di negara-negara dengan demokrasi yang sudah mapan . Dalam penelitian Fortunato dan Panizza (2015) menjelaskan bagaimana hubungan antara demokrasi dan pendidikan dapat memengaruhi kualitas pemerintahan. Dengan menggunakan berbagai metode analisis data , penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan lembaga demokrasi sangat terkait dengan pencapaian pendidikan masyarakat. Â Pemilihan umum yang demokratis tidak berhasil meningkatkan kualitas pemerintahan di negara-negara dengan pendidikan rata-rata yang rendah. Namun, pendidikan memiliki dampak positif pada kualitas pemerintahan hanya di negara-negara demokrasi yang telah terkonsolidasi.
Pendidikan berperan penting dalam menciptakan dan mempertahankan demokrasi dengan meningkatkan investasi dalam pendidikan serta memperluas akses dan kesetaraan. Hal ini terlihat jelas dalam konteks Arab Spring, di mana pendidikan menjadi faktor kunci dalam mempromosikan demokrasi .Temuan dari Bougharriou dkk. (2019) menunjukkan bahwa ada berbagai faktor yang memengaruhi demokrasi, terutama dalam periode 1990-2013. Mereka menekankan bahwa peningkatan pengeluaran pendidikan serta peningkatan akses dan kesetaraan pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan untuk mendorong kemunculan demokrasi.
Mengembangkan Sikap dan Keterampilan Demokratis
Pendidikan memiliki peran penting dalam mendorong keterlibatan aktif warga negara serta mengasah kemampuan berpikir politik yang kritis, yang merupakan kunci untuk menciptakan masyarakat demokratis. Salah satu program yang menarik, yaitu Pembelajaran Berbasis Layanan, telah terbukti efektif dalam meningkatkan sikap kewarganegaraan dan kesadaran terhadap isu-isu keadilan sosial di kalangan calon guru . Hasil penelitian Marav-Vivas dkk. (2022) menunjukkan adanya perkembangan signifikan dalam aspek-aspek seperti sikap kewarganegaraan, kemampuan berpikir politik yang kritis, serta kesadaran akan berbagai masalah keadilan sosial. Selain itu, program ini juga meningkatkan kemampuan berkompromi dan tanggung jawab kewarganegaraan. Pembelajaran Berbasis Layanan bisa menjadi pilihan yang sangat tepat untuk memperkaya pembelajaran calon guru dengan perspektif politik yang mendalam. Temuan ini juga membantu kita memahami bagaimana program ini dapat berkontribusi pada peningkatan kesetaraan dan keadilan sosial di kalangan para pendidik masa depan.
Pendidikan demokratis berfokus pada penciptaan lingkungan belajar yang mendorong eksplorasi kritis dan pengungkapan isu-isu sosial. Pendekatan ini sangat penting untuk membangun pemahaman serta toleransi dalam masyarakat, yang merupakan fondasi bagi demokrasi yang sehat (Drinkwater, 2020). Dalam pedagogi demokrasi kritis, pendidikan dipandang sebagai proses dialektika yang berkelanjutan, berpusat pada pengalaman siswa dan mendorong mereka untuk berpikir dan bertindak secara kritis. Â
Di sekolah yang benar-benar demokratis, siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka dan mengaitkan pengalaman serta minat mereka dalam merencanakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Selain itu, pendidikan ini secara aktif menyoroti isu-isu kekuasaan, kesetaraan, keadilan sosial, dan keberagaman. Melalui seni misalnya, pendidikan memberikan ruang bagi semua siswa untuk terlibat dalam kurikulum yang dinamis, yang tidak hanya mendorong eksplorasi kritis tetapi juga memungkinkan mereka mengekspresikan isu-isu sosial yang relevan. Hal ini pada gilirannya dapat membangun komunitas yang lebih kuat melalui peningkatan pemahaman dan toleransi di lingkungan sekolah.
Mengatasi Ketimpangan dan Mempromosikan Keadilan Sosial
Pendidikan merupakan kunci utama dalam upaya mengurangi ketimpangan, yang sangat vital untuk menciptakan demokrasi yang stabil. Reformasi pendidikan yang seimbang antara efisiensi (pengembangan keterampilan) dan kesetaraan (akses bagi kelompok yang terpinggirkan) menjadi sangat penting untuk memperkuat konsolidasi demokrasi . Martin dkk. (2023) memberikan kontribusi dengan menambahkan perspektif budaya dalam memahami berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan negara terkait efisiensi dan kesetaraan dalam kebijakan pendidikan, serta menekankan pentingnya opini publik dalam pengambilan keputusan kebijakan. Pendidikan Inklusif berperan untuk memastikan bahwa sistem pendidikan menghargai dan mengakomodasi latar belakang budaya, sosial, dan bahasa yang beragam. Hal ini sangat penting dalam membangun masyarakat yang kohesif secara sosial, yang mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi (Thorpe dkk., 2024).Â
Secara ringkas, pendidikan memiliki dampak yang sangat besar terhadap pembentukan dan keberlangsungan demokrasi. Dengan meningkatkan kesadaran politik, mendorong proses demokratisasi, serta mendukung lembaga-lembaga demokrasi, pendidikan berperan penting dalam mengembangkan sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam demokrasi. Selain itu, pendidikan juga berkontribusi dalam mengatasi ketidaksetaraan. Pengaruh positif ini terlihat jelas di berbagai konteks dan periode waktu, yang menunjukkan betapa pentingnya peran pendidikan dalam memperkuat sistem demokrasi .