Kejadian sial selalu terjadi kembali padaku.Â
"Hoaam..." gumamku saat dalam perjalanan pulang sekolah.Â
Namaku Dab dan aku berumur  17 tahun. Entah apa yang orangtuaku pikirkan saat memberiku nama.Â
Aku selalu berpikir , "Aku bahkan lebih pantas dipanggil Bad, karena aku orang buruk yang paling tidak beruntung."Â
Kedua orangtuaku meninggal dalam kecelakaan saat usiaku 2 tahun. Nenekku yang mengasuhku dari kecil juga telah meninggal 2 bulan lalu. Kini, aku akutinggal sendiri di dalam sebuah kos yang terpencil. Satu-satunya alasan aku memilih kos itu, adalah harganya yang cukup murah. Namun, ibu kos yang bernama Lusi itu tidaklah ramah. Ia jarang berkomunikasi, hanya mementingkan uang bulaan, dan seakan tidak mempedulikan kami yang ngekos di sana. Terlebih lagi, aku harus menjalani rutinitas yang membosankan dan sekaligus melelahkan, yaitu sekolah. Tak sampai di situ, guru di sekolahku tak kalah menyebalkan. Ia sering kali memaki dan menghukum murid-muridnnya, meskipun hanya membuat sedikit kesalahan.Â
Inilah kehidupanku,"Rasanya ingin menghilang saja dari dunia yang menyebalkan ini."
Sesudah pulang dari sekolah, aku memutuskan untuk singgah sejenak di sebuah toko barang bekas untuk membeli jam weker. Aku membutuhkan jam itu karena jam weker di kamarku sudah rusak.Â
"Permisi..." ucapku ketika memasuki toko yang berbau khas itu.
"Silahkan, mau mencari apa?" tanya seorang lelaki tinggi dan kurus, yang tangannya dipenuhi tato.Â
"Aku ingin mencari jam weker untuk kamarku", Jawabku.Â
Lelaki itu memberiku sebuah kotak yang di dalamnya berisi sebuah jam weker  yang masih sangat bagus.Â