Mohon tunggu...
Az Zahra. S
Az Zahra. S Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bintang Melankolis

29 Maret 2024   11:56 Diperbarui: 29 Maret 2024   12:14 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupeluk bintang yang melekat di setiap inci atap bentala

Mudah diabaikan ketika rintik sendu hujan menjadi penyerbu jalan setapak

Membuat genangan yang menjadi tempat bertumpu hidup bagi makhluk-makhluk kecil

Titisan yang menjalarkan kehangatan kepada setiap sukma yang menyala bagai lilin di tengah rumah sembari bercengkrama penuh kasih

 Kupegang pena yang tersisa, merangkai berbagai macan kalimat hingga mampu merangkap menjadi sebuah baju hangat

Haruskah, Pantaskah, Bolehkah?

Tiga pertanyaan yang kerap dilontarkan oleh sekawanan bintang gemerlap di atas sana

Pertanyaan yang kugenggam saat menyusuri cakrawala bahkan menyelami berbagai teluk maupun kala mengetuk sanubari yang terkunci

  Egois

  Kurebut seluruh sinar yang dimiliki para bintang

 Kehangatan yang dimiliki oleh hujan dan sesuatu yang penting bagi semesta

 Kuculik mereka. Lalu bertanya, "Sudah, bisa?"

Jawaban sama terulang. Mereka berbisik

Angin yang menyayat menyampaikan kata per kata

Amati bersama

 Kukembalikan lagi cahaya itu, kehangatan itu, dan sesuatu yang penting yang kucuri dari alam

Lalu kembali menjadi seonggok daging tak spesial. 

Kurelakan mereka

 Benar kata Ratu angin

 Amati bersama saja

 Tak perlu menjadi kunci untuk menerobos masuk

Cukup amati dengan jarak yang dekat

Keputusan hebat

Kupikir

Duduk di depan, mengamati bagaimana hal itu hidup tanpa membawa hal-hal yang tak seharusnya kubawa

Pilihan tepat

Mengamati sesuatu dengan aliran darah murni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun