Mohon tunggu...
Elina Sitompul
Elina Sitompul Mohon Tunggu... Lainnya - Menekuni bidang Pendidikan Anak Usia Dini

Materi yang dikuasai: Kurikulum PAUD, Perkembangan Sosial Emosional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kreativitas Seni Drama Anak Usia Dini

4 Juni 2022   23:25 Diperbarui: 4 Juni 2022   23:26 3257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaat Drama 

         Kegiatan drama kreatif menuntut anak untuk mengingat pengalaman pribadi yang kaya akan indra dan memilih tindakan dramat untuk mengekspresikan ingatan pengalaman anak. Hubungan antara imajinasi dan tindakan, dimulai sejak anak usia dini, membuat pengalaman anak lebih fleksibel dan lancar.McCaslin menjelaskan  manfaat dari drama kreatif yaitu :

Perkembangan Bahasa. Bahasa lisan dipergunakan dan diperluas dalam drama. Selama masa belajar bahasa yang kritis ini, anak usia dini membutuhkan banyak kesmepatan untuk berbicara, memperbanyak kosa kata, dan mendengarkan kata-kata orang lain. Dalam beberapa penelitian menunjukan bahwa anak yang menghadiri program dengan kompenen drama, memiliki bahasa yang maju dan dapat mengkomunikasikan ide-ide anak secara lisan. Dalam 21 studi yang meneliti hubungan antara drama dan bahasa lisan menunjukan peningkatan yang signifikan dalam bahasa lisan atau keterampilan membaca (Vitz, 1983). Hasil yang sama ditemukan pada anak usia dini dan anak sekolah dadar. Bahasa lisan merupakan elemen penting dalam perkembangan kognitif selama 8 tahun pertama kehidupan, dan memberikan dasar untuk pengembangan literasi, termasuk membaca dan menulis. Drama adalah alat yang efektif memiliki dampak positif terhadap perkembangan bahasa lisan anak usia dini.

Berbicara luar biasa. Drama kreatif berfokus pada penggunaan bahasa tanpa persiapan. Meskipun anak sadar akan unsur-unsur cerita, anak memilih kata-kata, gerakan, dan suara yang akan anak gunakan ketika drama itu terjadi. Interaksi spontan ini menentukan anak untuk mendengarkan karakter lain dan dengan cepat menentukan bagimana anak akan merespon. Ini adalah keterampilan yang berguna yang akan dibutuhkan dalam drama dan pengalaman hidup.

Perkembangan sosial dan emosional. Salah satu kekuatan drama adalah kesempatan untuk drama kecil, anak berinteraksi dan berkomunikasi untuk menciptakan komunitas ide, gambar, dan tindakan. Ketika anak menyesuaikan tindakan dalam menanggapi kelompok, anak memperoleh keterampilan dalam bernegosiasi dan berkolaborasi. Melalui kegiatan improvisasi, anak mulai menyesuaikan diri dengan respon kelompok. Anak mengembangkan kemmapuan untuk berefleksi dan berpikir. Bekerja dalam kelompok secara terus menerus menuntut anak untuk berpartisipasi dalam pertukaran kognitif, sosial, dan emosional. Drama memfasilitasi pembangunan  sosial, karena membutuhkan interaksi, negosiasi, dan kerjasama. Perkembangan emosi juga ditingkatkan ketika anak didorong untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi perasaan anak. Guru membimbing siswa dalam kerja tim dan kerjasama. Aturan dibuat sederhana, dengan pedoman seperti mendengarkan ketika orang berbicara dan memberi ruang kepada orang lain. Anak memperoleh keterampilan emosiaonal ketika menghadapi konflik, frustasi dan penyelesain masalah. Anak mendapatkan perspektif orang lain ketika membahas tindak dan mengalami peran yang berbeda. Guru harus mendorong evaluasi drama dengan menganalisis certa, waktu, dan kerja tim, daripada tindakan spesifik setiap anak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan drama, bukan untuk mengkritik apa yang salah.

Mengembangkan Imajinasi. Untuk bekerja secara kreatif, sesorang harus dapat menggunakan imajinasinya. Penting untuk bergerak di luar pengalaman dan memproyeksikan ke situasi lain dengan orang yang berbeda. Dimana kreatif dan permainaan menyediakan jalan untuk mengembangkan imajinasi ketika anak-anak bergerak kedalam kepercayaan, pemecahan masalah dan merespon secara spontan. Melalui drama, imajinasi dapat dirangsang dan kesenangan dapat ditemukan dengan berpartisipasi. Meskipun anak usia dini belajar melalui pengalaman, drama menyediakan cara untuk mengeksplorasi perasaan, peran, respon, dan pendeketan kreatif secara perwakilan (Isbell, 2007)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun