Mohon tunggu...
Ahmad Mustain
Ahmad Mustain Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ini Bukti Ekonomi Indonesia Pernah Kuat

24 Desember 2017   18:36 Diperbarui: 24 Desember 2017   18:38 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sejarah tercatat tiga kali Indonesia terkena dampak krisis yaitu tahun 1998, 2007, dan 2011. Pada tahun-tahun tersebut, kehidupan ekonomi negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat dilanda pesimisme akibat resesi global. Indonesia justru menunjukkan optimisme dalam stabilitas ekonomi di saat sebagian besar negara-negara di dunia tengah dilanda resesi global.

Pasca krisis 1998, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Karena dengan UKM pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang.

Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

Pada 2006, jumlah perusahaan berskala UKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Sumbangan UKM terhadap produk domestik bruto mencapai 54%-57%. Sumbangan UKM terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 96%. Sebanyak 91% UKM melakukan kegiatan ekspor melalui pihak ketiga eksportir/pedagang perantara. Hanya 8,8% yang berhubungan langsung dengan pembeli/importer yang bertempat tinggal/berkewarganegaraan luarnegeri.

Saking pentingnya UKM, Presiden SBY pada 2012 menaikan isu UKM pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-8 kelompok Developing 8 (D8). Saat itu SBY menyampaikan mengenai perlunya meningkatkan kerja sama Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan kontribusi D8 dalam mengakhiri kemiskinan yang ekstrim.

Selain itu untuk UKM pemerintahan SBY menggunakan sistem bunga menurun setiap bulannya. Ada 33 Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang bisa menyalurkan KUR. Pengusaha kecil dan menengah di seluruh Indonesia pun mudah mendapatkan akses perbankan. Namun kini, hanya sedikit bank yang bisa menyalurkan KUR Bank penyalur kredit sekarang diperkecil menjadi tidak lebih dari 10 dan tidak menyeluruh ke seluruh Indonesia.

Pada 2008, krisis keungan yang terjadi di Amerika Serikat menjalar ke pasar finansial global. Saat itu negara Jerman adalah negara dengan ekonomi terkuat di eropa. Selain sudah bertahun-tahun menjuarai urusan ekspor di dunia, Produk Domestik Bruto Jerman juga mencapai 2.423 Milyar Euro untuk tahun 2007.

Raksasa ekonomi eropa itu tidak bisa lolos dari arus krisis global. Sejumlah bank negara bagian di Jerman melaporkan likuiditasnya mengering.Karena tiap bank berupaya keras menutup-nutupi situasi finansialnya, tidak ada lembaga keuangan yang bersedia meminjamkan dana pada bank lain. Perdagangan antar bank ambruk.

Dampak krisis perbankan perlahan-lahan merembet ke ekonomi sehari-hari (real ekonomi). Yang pertama kena imbasnya adalah industri otomotif yang mencatat penurunan pesanan. Sejumlah produsen mobil bereaksi dengan memangkas jam kerja pegawainya. Raksasa kimia BASF menghentikan produksi di 80 instalasi. Perusahaan otomotif Opel, anak perusahaan GM, meminta pemerintah memberikan jaminan.

Hebatnya negara Jerman saat itu adalah pasar tenaga kerja Jerman tetap stabil. Bulan Oktober dan November 2008, angka pengangguran merosot di bawah tiga juta orang. Secercah harapan yang mengantar Jerman memasuki tahun 2009.

Sementara itu Indonesia menjadi salah satu negara yang selamat dari resesi dan bahkan berhasil mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi di atas 6% per tahun. Ini suatu prestasi yang fenomenal bahkan fantastis di mata dunia.

Meski demikian, pada Juli 2007, krisis yang menghantam dan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tenggelam sampai 600 persen di kurun waktu setahun saja. Arus modal keluar pun meningkat dan PBB turun 14 persen.

Untuk membebaskannya pemerintah saat itu mengambil kebijakan fiskal konservatif dan prundent yang fungsinya signifikan terhadap akumulasi surplus. Kebijakannya terdiri dari penerimaan pajak yang melebihi target pinjaman batas maksimum serta pencairan anggaran di bawah pagu. Artinya Kebijakan manajemen dalam mengelola likuiditas sangat baik.

Kestabilinan kondisi politik dalam negeri juga turut berkontribusi dalam ekonomi. Secara fundamental Indonesia lebih tahan terhadap gejolak ini dengan tekanan politik yang tak terlalu besar. Sektor perbankan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil di angka 6,3 persen karena reformasi fiskal bisa menumbuhkan kepercayaan pasar.

Untuk masalah eksternal, hubungan internasional Indonesia saat itu juga turut mempengaruhi stabilitas ekonomi. Secara geopolitik, Indonesia tidak punya musuh secara politik dengan negara-negara lain. Hal itu disebabkan, Indonesia mempunyai jaringan lewat organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, G-20, ASEAN, dan beberapa organisasi dunia lainnya.

Aktifnya Indonesia dalam forum-forum internasional membuahkan hasil, yaitu dengan dibukanya Indonesia Investment Day di New York Stock Exchange Euronext, Amerika Serikat. Hal ini menjadi promosi investasi kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham New York.

Indonesia Investment Day merupakan langkah strategis untuk menunjukkan bahwa Indonesia sangat kondusif untuk investasi. Dengan masuknya perusahaan di Indonesia sebagai penanam modal asing, tentu akan memerlukan bank lokal untuk bertransaksi perbankan.

Dengan segelintir prestasi yang membanggakan tersebut, tidak heran rasanya jika saat itu SBY mendapatkan banyak pujian dan penghargaan dari dunia internasional. Salah satunya adalah penghargaan di bidang ekonomi dari U.S.-ASEAN Business Council di New York atas keberhasilannya mengembangkan perekonomian Indonesia di tengah krisis global. Dunia internasional sangat menyambut baik iklim bisnis yang semakin positif di tanah air saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun