Meski demikian, pada Juli 2007, krisis yang menghantam dan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tenggelam sampai 600 persen di kurun waktu setahun saja. Arus modal keluar pun meningkat dan PBB turun 14 persen.
Untuk membebaskannya pemerintah saat itu mengambil kebijakan fiskal konservatif dan prundent yang fungsinya signifikan terhadap akumulasi surplus. Kebijakannya terdiri dari penerimaan pajak yang melebihi target pinjaman batas maksimum serta pencairan anggaran di bawah pagu. Artinya Kebijakan manajemen dalam mengelola likuiditas sangat baik.
Kestabilinan kondisi politik dalam negeri juga turut berkontribusi dalam ekonomi. Secara fundamental Indonesia lebih tahan terhadap gejolak ini dengan tekanan politik yang tak terlalu besar. Sektor perbankan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil di angka 6,3 persen karena reformasi fiskal bisa menumbuhkan kepercayaan pasar.
Untuk masalah eksternal, hubungan internasional Indonesia saat itu juga turut mempengaruhi stabilitas ekonomi. Secara geopolitik, Indonesia tidak punya musuh secara politik dengan negara-negara lain. Hal itu disebabkan, Indonesia mempunyai jaringan lewat organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, G-20, ASEAN, dan beberapa organisasi dunia lainnya.
Aktifnya Indonesia dalam forum-forum internasional membuahkan hasil, yaitu dengan dibukanya Indonesia Investment Day di New York Stock Exchange Euronext, Amerika Serikat. Hal ini menjadi promosi investasi kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham New York.
Indonesia Investment Day merupakan langkah strategis untuk menunjukkan bahwa Indonesia sangat kondusif untuk investasi. Dengan masuknya perusahaan di Indonesia sebagai penanam modal asing, tentu akan memerlukan bank lokal untuk bertransaksi perbankan.
Dengan segelintir prestasi yang membanggakan tersebut, tidak heran rasanya jika saat itu SBY mendapatkan banyak pujian dan penghargaan dari dunia internasional. Salah satunya adalah penghargaan di bidang ekonomi dari U.S.-ASEAN Business Council di New York atas keberhasilannya mengembangkan perekonomian Indonesia di tengah krisis global. Dunia internasional sangat menyambut baik iklim bisnis yang semakin positif di tanah air saat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H