Organ Tunggal Layar Tancap Gulung Tikar
Istilah Misbar  (Gerimis Bubar) adalah istilah yang di pakai tahun 70,80, 90an. Istilah ini dipakai pecinta Bioskop gratisan alias layar tancap. Walaupun layar tancap memutarkan film-film indonesia yang sudah usang, tetapi bioskop gratisan ini tak pernah sepi penonton, bahkan banyak yang mengais rezeki dari bioskop yang di gelar tiap acara-acara tertentu.
Kehadiran televisi -- televisi swasta dan vcd -- vcd bajakan memaksa beberapa perusahaan layar tancap gulung tikar, tetapi masih ada beberapa juga yang masih bertahan. Apalagi sekarang tiap event agustusan dan hajatan layar tancap semakin tersingkirkan dengan kehadiran grup -- grup organ tunggal.
Bioskop Gratisan
Malam hari saat film yang dibintangi barry prima vs advent bangun diputar, sambil menikmati adegan -- adegan berantem dari film si buta vs jaka sembung tidak lupa saya membeli makanan toge juga kopi susu hangat. Lagi seru-serunya adegan film jaka sembung, ternyata alam tidak bersahabat saat itu, semua penonton berlarian mencari tempat berteduh. Gerimis di gelaran bioskop gratisan itu memaksa penonton bubar di arena pemutaran film si buta vs  jaka sembung.
Uniknya layar tancap ini, walaupun sepi penonton film-film tetap di putar. Untuk pemutaran film kedua biasanya operator proyektor memutarkan film-film lucu : wah gede banget -- warkop dki, ateng sok aksi -- kwartet jaya, biang kerok -- benjamin sueb. Saat itu hujan mulai reda, penonton pun mulai kembali ke arena bioskop gratisan.
Jodoh di Layar Tancap
Jodoh memang tak akan lari kemana, saat berteduh di rumah orang, ada dua cewe yang juga penonton layar tancap. Kebetulan saat itu saya juga bersama 1 teman saya yang masih jomblo, pura-pura nanyain jam, lalu nanya rumah, yang terakhir nanyain nama. Kita pun berkenalan lalu gak lupa minta nomer telpon rumah, maklum tahun 1990an hape masih mahal harganya.
Ketawa-ketiwi liat dono di film wah gede banget, membuat hati dan pikiran saya cerah, apalagi saya tertawa ditemenin cewe cantik. Untuk pemutaran film ketiga ternyata si reni sama si euis yang baru kenalan itu pengen pulang, mereka berdua dibatasi, harus pulang jam 12 malam, kita berdua pun nganterin pulang kerumahnya.
 Euis    :Terimakasih yah aa udah nganterin euis pulang...
Aa      : iya, sama-sama euis. Oh iya' besok aa mau boleh telpon gak ?
Euis     : boleh dong aa, ditunggu ya, telponnya besok.
Aa      : euis, aa pulang dulu ya,
Euis     : hati-hati dijalan a, jangan lupa ya, telponnya ?
Aa      : he he he he, pasti dong, aa pasti besok nelpon kamu.
Nostalgia layar tancap sampai sekarang masih teringat, kadang kalo liat film-film jadul di televisi, suka ketawa geli sendiri, teringat masa lalu, teringat juga sama si euis, teringat juga misbar (gerimis bubar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H