Mohon tunggu...
Siti Chaerani
Siti Chaerani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi'20 FISIP UIN Jakarta

Be kind, be positive, be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku "Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas"

5 November 2021   17:56 Diperbarui: 6 November 2021   14:04 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1) pemerintahan Soeharto yang menempatkan perempuan untuk berperan hanya sebagai istri dan ibu, dan mengabaikan hak-hak mereka sebagai warga negara; 

2) mengesahkan segala bentuk diskriminasi perempuan, serta mengembalikan hak-haknya sebagai manusia dan warga negara; 

3) menafsirkan ulang teks-teks agama dengan cara pandang baru yang lebih lembut terhadap perempuan, sesuai dengan waktu dan situasi.

Teori feminisme ini memunculkan suatu gerakan kaum perempuan untuk memperjuangkan hak-hak yang mereka miliki sebagai manusia, agar mereka tidak dipandang sebelah mata oleh kaum laki-laki. Gerakan ini juga menuntut kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, dengan tidak meninggalkan kewajibanya sebagai seorang perempuan. Gerakan perempuan dalam pembaruan pemikiran Islam di Indonesia cukup berpengaruh terhadap kebijakan negara, seperti terbentuknya Komnas Perempuan. Perubahan kata "peran wanita" dalam GBHN lama menjadi "pemberdayaan perempuan", inpres No.9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam berbagai sektor pembangunan, serta kebijakan-kebijakan mengenai perempuan yang terus diperbaharui dan Lembaga serta organisasi yang terus lahir dan berkembang.

Hal yang menurut saya menarik dalam bab ini adalah terdapat pembahasan mengenai keperawanan (Virginitas) dan inses (Inces).
Konsep keperawanan adalah konsep yang dibentuk oleh konstruksi nilai dari masyarakat partriarkat yang tujuannya tidak lain dari pengutamaan laki-laki dan pengecilan diri perempuan dengan melihat perempuan dari selapis tipis selaput dara dan bukan pada kepribadiannya, pemikirannya, keilmuannya, keterampilannya, dan berbagai aktivitasnya yang mencerminkan kemanusiaan perempuan secara total. Akan tetapi, itulah potret nyata dari para pria di lingkungan masyarakat kita. Kemudian mengenai inses, Inces adalah praktik seksual yang dilakukan oleh seseorang terhadap anggota keluarga dekatnya. Praktik inces ini merupakan perkara kejahatan yang memiliki nilai yang sama dengan bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Sudah saatnya praktik ini dimunculkan sebagai persoalan publik dan tidak sebagai semata-mata persoalan individu atau keluarga dan pelakunya harus memperoleh sanksi yang berat dalam praktik inces ini.

Menurut saya buku ini sangat recommended untuk dibaca terutama bagi yang melakukan studi gerakan perempuan. Pembahasan dalam buku ini merupakan pembahasan yang sebagian orang hal yang tabu. Jadi, ketika membaca buku ini dapat mengubah pola pikir bahwa masih banyak masyarakat kita yang bersistem patriarki, serta memberikan wawasan kepada pembaca bahwasanya  kesetaraan gender itu harus diperjuangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun