Beberapa kali dipercaya menjadi pewawancara untuk macam-macam posisi di kantor, saya menemukan satu hal menarik yang membedakan antara kandidat potensial, kandidat yang masih layak dipertimbangkan, dan kandidat yang sebaiknya tidak perlu diajukan ke manajemen sama sekali.
Hal ini bisa langsung terlihat dari berbagai aspek. Mulai dari CV atau motivation letter yang dikirim ke perusahaan, cara kandidat menuliskan judul email atau membubuhkan tanda tangan, gaya kandidat memperkenalkan diri, hingga bagaimana kandidat menepati jadwal wawancara yang telah disepakati. Satu hal tersebut adalah: kesiapan.
Beberapa orang merasa bahwa waktu yang tepat untuk memantaskan diri adalah ketika sudah benar-benar dipercayai suatu tanggung jawab. Padahal bagaimana kita bisa dipercaya jika kita tidak menunjukkan kesiapan untuk itu?
Dalam suatu sesi wawancara dengan seorang kandidat yang telah memiliki bertahun-tahun pengalaman kerja, saya pernah kesulitan mendapat jawaban tentang prestasi dan tantangan yang pernah diraih.
Alih-alih menjelaskan metriks dan angka untuk memberi fakta konkret, kandidat tersebut justru memberi jawaban kualitatif seputar hal yang memang sudah seharusnya ia lakukan, seperti, "Saya senang ketika tiap hari bertemu dengan pelanggan, memberi pelayanan yang maksimal dan memberi solusi yang tepat ketika mereka menemui kendala". That's not an achievement and challenge you've beaten, that's your job. That's a fundamental "why" you're hired!
Lalu bagaimana cara menaklukkan sesi wawancara dengan tepat? Persiapkan dengan matang. Segalanya. Data dan kata-kata. Alasan yang bisa dipertanggungjawabkan, penjelasan soal pengalaman, dan rapihnya penampilan. Semua.
1. Kenali Perusahaan Yang Dilamar
Perusahaan ini bergerak di bidang apa? Apa yang membuat mereka bertahan dan mungkin menyebabkan mereka bisa tergantikan? Siapa kompetitor mereka? Siapa segmen pelanggan mereka? Apa pengaruh mereka dalam komunitas atau masyarakat? Seberapa besar kesempatan belajar dan berkembang yang diberikan? Seperti apa kultur perusahaan tersebut?
2. Kenali Posisi Yang Ingin Dilamar
Seperti apa kualifikasi yang diharapkan? Seperti apa gambaran pekerjaan ini sehari-hari? Bagaimana peluang karirnya dalam jangka pendek maupun panjang? Apa dengan bekerja di posisi ini, saya bisa terus sejalan dengan tujuan hidup?
3. Kenali Pewawancara
Seperti apa latar belakang pendidikan dan pekerjaannya? Seberapa penting pengaruhnya dalam perusahaan, komunitas, atau masyarakat? Hal apa yang diminati dan topik apa yang sering dia bicarakan atau tulis dalam artikel?
4. Kenali Diri Sendiri
Apa passion saya? Apa kekuatan dan kelemahan saya? Apa harapan saya terkait pekerjaan ini? Kegiatan seperti apa yang saya sukai dan bermanfaat bagi perkembangan diri saya? Apa yang membuat saya merasa cocok dengan kultur perusahaan ini? Apakah saya dan perusahaan ini memiliki visi misi yang sama? Apakah saya mampu membayangkan diri saya menjadi bagian dari perusahaan ini, baik dalam jangka pendek maupun panjang?
Semua pertanyaan di atas hanya mampu dijawab melalui banyak riset. Baik riset eksternal, seperti bertanya pada kawan yang sudah lebih lama bekerja di perusahaan tersebut dan melakukan riset melalui media sosial dan artikel di internet, maupun riset internal, yaitu berkontemplasi dan menulis jurnal pribadi untuk mengenal diri sendiri.
Kesiapan tiap kandidat selalu tercermin dengan jelas, baik sebelum maupun ketika wawancara berjalan. Jadi, siap untuk menaklukkan sesi wawancara selanjutnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H