Hantu itu tidak ada, tetapi karena manusia membutuhkan hantu, maka diciptakanlah berbagai jenis hantu dalam kesadaran pikiran, seperti; kuntilanak, genderuwo, pocong, dan sebagainya.
Membaca topik pilihan dari Pengasuh Kompasiana, Kisah-Kisah Horor, sesunguhnya saya ragu untuk memulai menulis. Alasannya, saya tidak yakin mampu menuliskan kisah-kisah horor, Â karena selain tidak pernah mengalami kisah horor dunia gaib, juga tidak menyukai kisah horor, baik cerita maupun film.Â
Namun setelah pikir-pikir, dan karena mengulas tema politik lagi tidak mood, disebabkan  meyaksikan penomena horor politik hari ini, dimana hanya adu narasi kepentingan oportunis belaka, membuat semua ulasan politik yang saya tulis seperti tidak bermakna.Â
Maka saya mencoba menulis tema horor ini. Itupun, saya tidak bercerita horor menakutkan, sebaliknya untuk tidak merasa takut pada horor hantu.
Sejak kecil ketika kita mulai mengenal realita dunia, orang dewasa sekitar kehidupan  kita memperkenalkan kesadaran bahwa ada  makhluk gaib hidup bersama kita yang disebut hantu.Â
Nama sebutannya bermacam-macam tergantung daerahnya, ada yang menyebut kuntilanak, genderuwo, jurig, Â jerangkong, di kampung saya disebut begu ganjang.
Semasa kecil di kampung halaman di Tanah Batak, Sumatera Utara, saya sangat takut pada hantu yang disebut Begu Ganjang. Meskipun belum pernah melihat makluk gaib ini, saya dapat membayangkan bagaimana mengerikan bentuknya berdasarkan penggambaran penduduk di kampung saya.Â
Begu ganjang diartikan sebagai hantu berpostur sangat tinggi, penampakannya akan membuat yang melihatnya mengedahahkan kepalanya menatap sosok muka seramnya yang tinggi, saat itulah si penglihat dicekik lehernya hingga mati.
Isu  begu ganjang sering menjadi konflik sosial di desa, ketika seseorang atau sekeluarga dinista sebagai pemelihara hantu mengerikan itu. Sering kejadian, orang yang dipercaya pemelihara hantu tersebut dibunuh amuk masa yang curiga dialah pemelihara  dan menyuruh Begu Ganjang-nya mencekik penduduk desa yang meninggal tanpa penyebab yang jelas.Â
Tanda-tanda pemelihara begu ganjang adalah seseorang yang ketahuan meyajikan tumbal ayam hitam di hutan pinggir desa untuk hantu peliharaannya. Sampai hari ini, sebagaian besar penduduk desa di tanah Batak masih mempercayai keberadaan begu ganjang yang menakutkan.
Menginjak masa remaja, masa sekolah SMP, saya mulai mempertanyakan pada diri sendiri, benarkah ada hantu? Meskipun saya mulai meragukan keberadaan hantu, karena memang belum juga pernah melihatnya, tetapi masih tetap takut pada Begu Ganjang dan juga hantu jenis lainnya.Â