Mohon tunggu...
Samsul Bahri Sembiring
Samsul Bahri Sembiring Mohon Tunggu... Buruh - apa adanya

Dari Perbulan-Karo, besar di Medan, tinggal di Pekanbaru. Ayah dua putri| IPB | twitter @SBSembiring | WA 081361585019 | sbkembaren@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Islam Garis Keras Vs Nasionalis, atau Oportunis?

24 Juni 2019   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2019   05:33 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu-satunya cara menangkal polarisasi dan radikalisasi adalah membuktikan bahwa konstitusi yang telah disepakati dan dijalankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sungguh-sunguh  nyata dapat mencapai tujuan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Tujuan ini tidak akan tercapai bila nafsu kekuasaan pemimpin-pemimpin negara selalu disembunyikan dibalik baju retorika-retorika nasionalisme negara kebangsaan.

Sesungguhnya ada musuh bersama Nasionalis dan Islam garis keras yaitu golongan oportunis. Golongan ini memanfaatkan setiap situasi untuk nafsu kekuasaan semata. Saat ini golongan oportunis yang terkuat, terbanyak,  dan ada dimana-mana, baik di Pemerintaha, partai politik nasionalis maupun di partai politik Islam moderat, bahkan ada di organisasi Islam  radikal.  

Golongan ini selalu berusaha mempertahankan status quo agar kekuasaannya tidak diganyang habis oleh Nasionalis dan Islam garis keras. Golongan oportunis melawan Islam garis keras dengan memakai baju Nasionalis, ada kalanya memakai baju Islam moderat. Kondisi inilah sesungguhnya terjadi hari ini, bukan nasionalis melainkan golongan oportunislah musuh Islam radikal paling berat.  Memang pada saatnya, Islam garis keras akan berhadapan dengan Nasionalis, tapi saat ini belum lagi. Nasionalis sejati masih tidur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun