Ekonomi menjadi hal penting disini, dan ekonomi yang kuat harus disokong dengan kekuatan militer yang kuat pula.Â
Maka dari itu, pembangunan kapabilitas militer menjadi pondasi utama untuk menjunjung kepentingan ekonomi dan stailitas politik suatu negara.
Kekuatan militer disini selain sebagai penopang eksistensi juga sebagai sebuah simbol perlawanan yang bersifat ofensif maupun defensif.Â
Tentu kita sudah belajar mengenai konsep Balance of Power dalam hubungan internasional, dimana dalam hal ini negara akan cenderung untuk meningkatkan taraf kekuatannya apabila merasa tertinggal dengan negara lain.Â
Selain hal ini, faktor psikologis negara untuk unjuk gigi (pamer) atau show off  kepada dunia internasional juga menjadi alasan.Â
Kapabilitas dari segala hal ini juga menjadi kekuatan penangkal (deterrence), yang secara mudahnya menjadi sebuah cara pencegahan agar negara lain tidak melakukan tindakan yang aggresif terhadap negara tersebut.
Fungsi keamanan yang tak kalah jauh populer di dalam kalangan ilmu Hubungan Internasional ialah Diplomasi Pertahanan.Â
Dimana dalam diplomasi ini menekankan pada arah hubungan kerjasama diplomatis sebuah negara untuk mencegah bahkan membasmi adanya tindakan negatif militer dengan berbagai cara-cara yang telah disepakati bersama.Â
Hal ini seperti mengirim bantuan, mengirim pasukan perdamaian, bahkan mengirim delegasi untuk meresolusi sebuah konflik yang terjadi.
Berbagai bidang dan sudut dari studi keamanan dalam kajiannya mengenai politik luar negeri sudah penulis bahas secara singkat.Â
Walau belum lengkap, gambaran yang dituliskan penulis menggambarkan bahwa relevansi dari sebuah studi keamanan mengenai pengaruhnya dengan dunia politik luar negeri yang tidak terikat menjadikan diskusi yang cukup membutuhkan kaitan teori yang memadai.Â