Mohon tunggu...
Sayyidati lutfiatulchoiroh
Sayyidati lutfiatulchoiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Lakukanlah pekerjaan Yang orang lain tidak mau melakukanya. ☺☺

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Progrestivisme dan Para Tokohnya

7 Mei 2020   21:55 Diperbarui: 7 Mei 2020   22:11 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

C.  Tokoh-Tokoh Filsafat Progrestivisme

1. William James
Beliau adalah seorang Psikolog dan filsuf Yang berasal dari Amerika,  Yang terkenal sebagai penulis Yang brilliant  dan beliau juga adalah seorang pencetus aliran Progrestivisme.

Beliau berpendapat bahwa fungsi otak dan pikiran itu di pelajari sebagi bagian dari mata pelajaran pokok dan pengetahuan alam

Maksudnya adalah pengetahuan alam Yang dipelajari dengan otak,  dan fungsi otak itu untuk dipelajari.

2. John Dewey
Beliau adalah seorang filsuf Yang berasal dari Amerika Yang lahir pada tahun 1859 dan menetap di Amerika sampai beliau lulus sekolah menengah bawah,  lalu melanjutkan di perguruan tinggi John Hokskin untuk mempelajari filsafat dan psikologi,  beliau tidak ahli dalam filsafat saja melainkan beliau juga ahli dalam bidang ekonomi,  hukum,  antropologi,  teori politik,  dan ilmu jiwa.  Dan itu dipandang kekuatan intelektual Yang dapat mengerakkan perkembangan aliran Progrestivisme

Beliau berpendapat bahwa aliran Progrestivisme diibaratkan dengan sekolah.  Sekolah merupakan lingkungan masyarakat kecil dan cerminan dari padanya.  Pandangan ini perlu di pegang dengan tegak dan disertai harapan terwujud.  Meskipun realitasnya tidak sesuai dengan hasil.
Terdapat dua aspek penting bagi pendidikan.
* Hubungan kelanjutan diantara individual masyarakat.
* Hubungan kelanjutan pemikiran dan benda.

3. Hans Vaihinger
Beliau adalah seorang filsuf dari jerman Yang lahir pada tahun 1852 dan wafat pada tahun 1933 beliau berpendapat bahwa kata tau hanya mempunyai praktis persesuaian dengan objeknya,  dan tidak mungkin dibuktikan.  Karena satu-satunya ukuran bagi berfikir ialah gunanya untuk mempengaruhi kejadian-kejadian atau peristiwa di dunia.

Sekian terimakasih,  semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun