Pendekatan (approach)merupakan rancangan ilmiah untukmendekati sebuah objek kajian. Pendekatan dapat disejajarkan dengan paradigm yaitu, kumpulan keyakinan dan asumsi-asumsi yang berakibat pada pandangan dan praktik organisasi keilmuan. Beberapa pendeketan yang dijelaskan dalam buku ini adalah pendekatan strukturan, semiotik, fungsional, dan moral.
Pendekatan struktural sangat berpengaruh dalam bidang ilmu sastra. Istila strutktur pertama kali digunakan dalam kongres linguistic pertama yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda pada tahun 1928. Istilah struktur sangat erat kaitannya dengan pemikiran Ferdinan de Sasussure mengenai sistem dikatomi bahasa, significant, signifie, langue, parole, singkronik, dan diakronik, serta hubungan sintagmatik dan maradigmatik.
Paradigma berpikir Ferdinan de Saussure kemudian merambat ke hampir semua bidang ilmu. Fokus penelitian struktur  pada sbuah usaha untuk menemukan hukum-hukum yang berada atau menjadi struktur pembentuk karya. empat pemikiran yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis yaitu, Struktur Naratif Vladimir Propp, Claude Levi Strauss, A.J. Greimas, dan Alan Dundes.
Pendekatan semiotic mengacu pada teori De Saussure dan Peirce yang saling melengkapi. Saussure mendefinisikan semiotik sebagai ilmu yang mengkaji peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Defini tersebut menunjukan adanya relasi apabila tanda menjadi bagian dari kehidupan sosial,maka tanda mejadi bagian dari aturan-aturan sosial yang berlaku.Â
Ada sistem tanda (sign system) dan ada sistem sosial (social system, keduanya saling berkaitan dan berhubungan dengan konvesi sosial (social convetion)yang mengatur penggunaan penggunaan tanda secara sosial. Tanda-tanda disusun dari duaelemn yakni  bunyi (semacam kata atau representasi visual)dan konsep di mana citra bunyi disandarkan. Kajian semiotic meliputi sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik. Kajian semiotic diperjelas melalui uraian tentang kode, simbol darilambang, makna, dan tanda.
Pendekatan fungsional berkaitan dengan fungsi sastra lisan bagi masyarakat.Teori fungsi berkaitan dengan manfaat atau guna dari cerita. Manfaat dalam suatu karya sastra berkaitan dengan sesuatu yang menyengkan (utile) dan berguna (dulce) bagi kehidupan masyarakat. Fungsionalisme sebai perspektif teoritik dalam antropologi bertumpu pada analogi dengan organisme/makhluk hidup.Â
Hal ini berarti, sistem sosial budaya dianalogikan sebagai sistem organisme, yang bagian-bagian atau unsur-unsurnya tidak hanya memberikan peranan bagi pemeliharaan, stabilitas, integrase,dan kelangsungan hidup organisme itu. Fungsi-fungsi yang dibahas dalam teori ini adalah fungsi sosial, fugsi religious, fungsi budaya, dan fungsi kelestarian lingkungan.
Pendekatan moral merupakan pendekatan yang pentinga dalam sastra lisan. Secara etimologi kata "moral" berasal dari bahasa latin Mores. Asal katanya adalah mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Moral menurut Suseno (1987:19) mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Perlu disadari bahwa penilaian  baik atau buruk manusia bersifat relatif. Dapat dikatan pandangan orang terhadap moral, nilai-nilai, atau kecenderungan-kecenderungan biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidupnya (way of life). Jenis nilai moral dalam karya sastra dapat dibagi menjadi empat yakni, nilai moral individual, nilai moral sosial, nilai moral religi.
Buku Rasa Jurnal
Buku Sastra Lisan, Kajian Teori dan Penerapannya dapat dikatakan buku dengan sejuta manfaat. Buku ini menjelaskan teori-teori terkait sastra lisan, metode penelitian, pendekatan, teknik pengumpulan data dan analisis data. Buku ini sebuah buku komlplit yang diramu dari hasil-hasil penelitian sastra lisan. Membaca buku ini seperti membaca publikasi hasil penelitian dalam juranla yang sangat santun dan tidak menggurui.
Dwi Sulistyorini dan Eggy Fajar Anadalas telah memaparkan aplikasi teori dalam analisis cerita rakyat Rambut Monte (Blitar), Malin Kundang (Sumatra Utara), Putri Tadampalik (Sulawesi Selatan). Buku yang sangat menarik,meskipun contoh analisis yang digunakan masih cerita-cerita dari daerah di luar NTT. Saya pikir,membaca buku ini membuka peluang begitu besar bagi para peneliti-peneliti sastra di NTT untuk memulai. Ya, memulai dokumentasi sastra lisan daerah dan menganalisnya. Dan saya pikir saya juga.