Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepala Ayam

20 November 2018   09:37 Diperbarui: 20 November 2018   10:17 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nene tetap menggeleng,  "Paha tidak ada otak, nanti nene tidak pintar," tegasnya.  

Saya benar-benar putus asa.  Sejak kapan makan otak ayam bisa bikin pintar? Jelas ini sebuah simpulan tidak berdasar.

"Siapa bilang makan  paha tidak pintar? Semua daging sama Nene,  ayo makan yang ini saja e."

"Tidak! "

"Tika makan ini e"

"Tidak!"

"Kalau begitu kita bagi dua e,  Tika dapat sebelah Nene dapat sebe..."

"Tidak mau!!!" keduanya berteriak kompak memotong tawaran saya yang kesekian kali.

Api kayu kasuari sudah tak berarang merah

lagi.  Tapi suasa semakin panas.  Saya mulai menarik napas panjang sambil mengusap keringat. Nasi dan daging dalam piring Aci hampir kandas ketika ringkikan kuda terdengar di halaman.  Tika dan Nene berebut pintu.  Seketika wajah mereka bercahaya menyambut pemilik kuda merah itu.

"Mama,  Bai Mollo datang.  Mama Bai datang," mereka girang berlari menyambut kakeknya yang sering mereka sapa Bai Mollo.  Saya beranjak dari dapur menghampiri Bai Mollo.  Mengambil karung kecil yang dibawanya. Isinya pastilah daging kering,  madu, dan sagu.  Itu oleh- oleh yang paling sering dibawa Bai Mollo ketika datang mengunjungi cucu-cucunya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun