Mohon tunggu...
Sayyidal Jamat
Sayyidal Jamat Mohon Tunggu... Guru - Guru Sakola Desa

Berani menulis untuk mengupayakan pertumbuhan pendidikan melalui Balai Sakola Desa 5.0 sebagai wahana edu-aksi semua elemen masyarakat kampungan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Rai Mahdi, Potensi Civil Society 5.0

29 Maret 2023   15:18 Diperbarui: 30 Maret 2023   17:34 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, utusan tuhan, semesta, dan Al Khalik sang pencipta. Masih tersimpan baik untuk disebutkan dan senantiasa disenandungkan hingga tiba zaman kekinian. Sebuah bukti bahwa antara cinta, semesta dan pencipta selalu terkoneksi dalam kehidupan di jagad raya ini. Bahkan hingga detik ini, di kala kisah ini mulai bertutur.

Sang Langit berujar, " Salam untuk-mu ya Rasul.. " Sang bumi menyahuti, "...Marhaban.. ." Lalu bumi mengungkap kata, " Sejahtera bagi-mu ya Nabi,... ." Sang Langit pun menimpali, "..Marhaban.. "

Dalam perjalanan kehidupan di bumi selanjutnya, dentuman nada-nada ritmis yang melambangkan big-bang dan supernova pun bertalu-talu mengiringi serangkum syair dan doa bagi para utusan tuhan, bagi sang nabi dan rasul. Irama dan ritmenya senantiasa disanjungkan dari zaman ke zaman.

Inilah sebuah bukti bahwasanya, kehidupan ini begitu terpuji, manusia memuji kemuliaan dari jenisnya. Sang pencipta telah memuliakan salah satu ciptaan-Nya dari kerajaan Manusia, tempat bersemayam inti cahaya semesta. Dia adalah Adam Assalam. Tersimpan inti cahaya Rai Mahdi dalam dirinya, kelak menurunkan beberapa manusia sejati yang disebut sang nabi dan rasul.

Manusia sejati yang bercahaya akan menyempurnakan kehidupan mamalia dari species Homo Sapiens yang hidup dengan serba keterbatasan dan kebodohannya. Manusia bercahaya akan menjadi pemimpin akhir zaman. Dia akan menjadi gembala dan mengelola perkembangbiakan Homo Sapiens di bumi dengan keragaman keyakinan tentang hidup dan kehidupannya. Manakala Cahaya Terpuji, atau inti cahaya Rai Mahdi, telah merasuk ke dalam diri makhluk dari species ini, maka dia akan mulia dan terpuji jua. Menjadi manusia, sejatinya ciptaan tuhan. Namun bila makhluk ini mengabaikan cahaya Rai Mahdi yang terpuji, maka dia akan tetap menjadi makhluk berupa Homo sapiens. Sejenis kera dewasa berukuran manusia.

Demikian pula ketika Rai Mahdi menyentuh bentuk dan makhluk lainnya, terpujilah engkau bila bersama Sang Cahaya Terpuji.

Rai Mahdi akan berujar, "Jangan merasa hatimu bercahaya, tapi sesungguhnya Rai Mahdi-lah yang bersemayam di hatimu yang mungil. Dan sesungguhnya hatimu tersimpan dalam genggaman Khalika. Dan jangan pernah merasa hatimu menyimpan Khalika lalu berbicara kebenaran yang ada dalam pikiranmu ke sana kemari atas nama Khalika. Pahamilah bahwa Khalika dalam persepsimu dan dalam persepsi kisah ini adalah Khalika yang satu, tiada satu pun yang menyerupainya."

Sang Cahaya Terpuji, Rai Mahdi akan terus menyinari siapa saja yang selalu ingin berbagi dan memberi pada kehidupan di bumi. Pada setiap zaman, dari zaman ke zaman, sejak bermula zaman penciptaan semesta, hingga sang Adam assalam menapaki alam fana, Rai Mahdi senantiasa membimbingnya.

Dia berupa 'cahaya terpuji, cahaya yang menjadi sumber cahaya dalam kehidupan. Dia akan terus dan selalu mencari tempat untuk bersemayam. Tempat yang teringini bagi Rai Mahdi adalah hati yang terjaga dari perkataan yang ternoda, terjaga dari perbuatan keji dan munkar, terjaga dari penglihatan dan pendengaran yang sia-sia, juga terjaga dan selalu berupaya menjaga setiap asupan pada tubuh penyimpan hati, menjaga dari makanan dan hal-hal yang terkontaminasi materi kimiawi berbahaya.

Rai Mahdi akan dekat dengan manusia yang berusaha bersuci dan mensucikan diri setiap masa. Rai Mahdi adalah karunia kasih-sayang Khalika, sang pencipta semesta. "Irhamnaa, ya arhamarahimin" Seru Rai Mahdi, ketika dia menyinari dan hinggap di lubuk hati sanubari manusia yang bertebaran di bumi. 

Saat terkini di bumi, pada awal era yang disebut zaman now. Tahun 2045 Masehi, menjelang muharam Hijriyah ke 1467. Masa meniti Imlek tahun 2586 yang beririsan dengan tahun Saka 1965 ini. Adalah seorang sosok laki-laki bernama Amir Baqir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun