China dan Taiwan dinilai telah mengalami konflik yang cukup berkepanjangan, dimulai dengan runtuhnya pemerintahan Republik China, di daratan China (1912-1949).
Dimulai dengan perang saudara antara Republik Nasionalis Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok dan berakhir dengan pertempuran militer besar-besaran.
Akibatnya Partai Komunis Tiongkok menguasai Tiongkok daratan, sementara Republik Tiongkok (Taiwan) menguasai beberapa pulau, yang sekarang dikenal sebagai Taiwan.
Taiwan telah menjadi negara bagian China sejak awal abad ke-7. Hingga pada tahun 1895, Taiwan diserahkan kepada Jepang setelah Tiongkok mengalami kekalahan dalam Perang Tiongkok-Jepang.
Dikutip dari Pusat Strategi dan International Studies, ketika Dinasti Qing yang memimpin Tiongkok jatuh pada tahun 1911, Tiongkok akhirnya mengalami gejolak politik.
Saat itu, dua kelompok politik militer dengan ideologi yang berlawanan sedang bersaing memperebutkan masa depan China. Keduanya berasal dari Partai Nasionalis Tiongkok (PNT) dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang terjadi pada 1945-1949.
Konflik ini berawal dari penyebab kekalahan yang terjadi di Partai Nasionalis yang membuat partai ini membentuk dan membuat negara sendiri untuk melepaskan diri dari bagian Cina.
PNT membayangkan China sebagai republik konstitusional untuk mengikuti model pemerintahan barat, sedangkan PKT, yang dibentuk pada tahun 1921, mencari revolusi komunis.
Keduanya memutuskan untuk bekerja sama melawan pendudukan Jepang selama periode 1930.
Hingga akhirnya pada 1 Desember 1943, Jepang yang mulai mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, kepala negara China, AS, dan Inggris menandatangani "Deklarasi Kairo".
Deklarasi tersebut mengatakan "Semua wilayah yang telah direbut Jepang dari China seperti Manchuria, Taiwan, dan Kepulauan Penghu akan dikembalikan ke China." Pada akhirnya, setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada tahun 1945, Taiwan dikembalikan ke tangan China.