Kondisi yang menjadi latar belakang Aksi PPL ke 2 :
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas dirasa belum efektif. Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan oleh penulis, banyak kemampuan peserta didik dalam mengoperasikan komputer masih rendah. Akar penyebabnya setelah dianalisis adalah guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.
Pada proses pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariatif dan tidak menyesuaikan karakteristik peserta didik. Dimana metode yang sering digunakan adalah ceramah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman guru terkait model pembelajaran. Padahal berdasarkan asesmen diagnostik yang telah dilakukan sekolah, didapatkan bahwa gaya belajar peserta didik kelas 7 sangat beragam dari mulai visual, adio, dan kinestetik.
Maka dari itu, penulis melakukan studi literatur untuk memilih model pembelajaran yang inovatif. Dari hasil studi literatur didapatkan bahwa PBL adalah salah satu model pembelajaran inovatif karena sintaks dalam PBL mendukung aspek pembelajaran inovatif.
Â
Kondisi yang menjadi latar belakang Aksi PPL ke 3 :
Berdasarkan hasil ANBK Tahun 2021, banyak peserta didik yang masih rendah dalam hasil literasi dan numerasinya. Setelah diidentifikasi melalui proses wawancara dan studi literatur, hal ini disebabkan karena pada pembelajaran di sekolah belum membiasakan pada pembelajaran yang berorientasi HOTS. Dimana peserta didik dibiasakan untuk berpikir kritis melalui contoh masalah yang ada di dunia nyata. Sehingga penulis menggunakan PBL sebagai model pembelajaran berbasis masalah dan didukung dengan penyusunan evaluasi yang sudah berbasis HOTS .
Kondisi yang menjadi latar belakang Aksi PPL ke 4 :
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di sekolah, banyak siswa yang kurang tertarik dalam menyimak media pembelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu akar penyebabnya adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariatif dan kurang interaktif seperti contohnya hanya melalui media gambar. Maka dari itu , penulis memanfaatkan aplikasi Scratch dan permainan kartu sebagai media agar peserta didik lebih dapat berinteraksi dan melakukan banyak kegiatan sehingga peserta didik diharapkan dapat lebih tertarik menyimak media pembelajaran yang diberikan.
Â
Berangkat dari hal tersebut kemudian penulis  melakukan wawancara dan studi literatur. Dari hasil pengumpulan data diperoleh bahwa model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan model yang mampu menarik minat peserta didik, karena PBL mampu menyediakan  pengalaman  belajar yang  melibatkan  peserta  didik secara  kompleks  dan  dirancang sesuai dunia nyata. Selain itu, PBL juga termasuk ke dalam model pembelajran inovatif yang mendukung peserta didik untuk dapat belajar berpikir kritis.