Keringan dan Karhutla
Kekeringan yang terjadi di Kota Cirebon biasanya termasuk kekeringan hidrologi yang terjadi Ketika pasokan air tanah dan air permukaan berkurang. Kebakaran hutan dan lahan biasanya disebabkan oleh percikan api dari pembakaran sampah atau puntung rokok yang dibuang sembarangan dan menyebar ke vegetasi kering di sekitar lahan kosong.Â
BMKG setiap tahun memperingatkan tentang prediksi puncak musim kemarau dan persiapan pencegahan kekeringan dan juga tentang Sarang Beruang. Salah satunya untuk menampung air pada saat peralihan musim hujan ke musim kemarau untuk mengisi danau, waduk, embung dan penampungan air buatan lainnya.
Gelombang Ekstrem
Gelombang pasang merupakan gelombang yang tinggi dapat ditimbulkan oleh efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan sangat berpotensi kuat menimbul kan bencana alam. Gelombang ekstrem di Kota Cirebon biasanya terjadi saat air pasang disertai angin kencang. Setiap tahun BMKG merekomendasikan prakiraan cuaca di Kota Cirebon dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari gelombang dan keausan ekstrim. Salah satunya adalah penanaman tanaman pemecah gelombang sebagai benteng alam, seperti pohon bakau, cemara udang, cemara laut dan pohon pulan di sepanjang pantai.
Benacana tanah longsor sering terpicu karena kombinasi hujan yang lumayan tinggi, lereng yang terjal, tanah yang kurang padat serta tebal, terjadinya pengikisan, berkurangnya penutupan vegetasi, dan getaran. Longsor juga disebut jenis gerakan massa tanah atau batuan, atau kombinasinya, turun atau menjauhi lereng, yang disebabkan oleh terganggunya stabilitas tanah atau batuan pembentuk lereng. Tanah longsor biasanya terjadi begitu cepat sehingga membatasi waktu untuk evakuasi diri. Bahan longsoran dapat menumpuk apa saja di jalur longsoran.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H