Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Entrepreneur Muda dalam Torehan Tinta Emas 5.0 sebagai Manifestasi Nilai Keislaman

30 November 2022   14:02 Diperbarui: 30 November 2022   14:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka seorang entrepreneur muda harus memiliki open mindset dengan imajinasi untuk dapat menciptakan ide-ide yang heterogen dalam pengembangan wirusaha melalui UMKM, berdagang makanan, baju, dan lain sebagainya. 

Dalam artikel Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Faqih Ast'ari (fadillah, 51) bahwa seorang wirausaha harus memiliki sikap fokus, gigih dan sabar dalam menjalankan kegiatan berwirausaha tersebut. Selain itu harus berfikir positif dan dapat bekerja tanpa supervisi, dapat memotivasi diri sendiri, mampu menghandle stress, dan mampu membuat keputusan yang baik. Sebagaimana prinsip tersebut tidak pernah lepas dari sosok teladan Rasulullah  yang telah mengajarkan konsep kewirausahaan jauh sebelum beliau menajdi rasul. 

Mulai dari cara membeli barang dari suatu pasar, lalu menjualnya kembali kepada orang lain untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat meringankan pamannya. Konsep berwirausaha dalam Islam dikenal dengan istilah tijarah (berdagang atau bertransaksi). Dengan konsep yang mengacu pada konsep wirausaha Nabi yakni Fathonah (cerdas) dalam ahli diplomasi, strategi, pengambilan keputsan, pembangunan masyarakat dan lain sebaginya. 

Beliau juga terkenal dengan sifat Amanah (komitmen) yang tercermin dalam sikap beliau. Sikap shiddiq (benar dan jujur) kepada perusahaan, pegawai, maupun calon konsumen. Sikap tabligh (komunikatif) dengan berkomunikais yang baik lalu sifat istiqomah (keteguhan hati yang konsisten) dalam menjalankan nilai-nilai bisnis islam agar dapat mendapat kepercayaan dari orang lain (fadillah, 51, pp. 83-84).

Selain konsep berwirausaha, para entrepreneur muda juga konsep dari transaksi ekonomi. Maka diperlukan nilai-nilai dan aturan untuk mengatur jalannya kegiatan seperti transaksi (akad) yang merupakan keterkaitan ijab dan qobul antara produsen dan konsumen terhadap penawaran barang yang akan dijualkan (Bahri, 2018). 

Dengan usia yang produktif inilah anak muda harus banyak-banyak mengeskplor diri dalam membuat cerita hidup serta menorehkan tinta emas sebagai manifestasi Islam. Menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil'aalaminn) dan menebarkan kebermanfaatan seluas-luasnya, sejauh-jauhnya serta sedalam-dalamnya bagi seluruh elemen kehidupan dalam berbagai aspek. Maka diperlukannya unsur-unsur kognitif (daya pikir), psikomotorik (keterampilan), afektif (sikap mental maju), dan intuisi.  

Karena sejatinya berwirausaha sejak dini akan melatih para anak muda untut bisa survive dengan tantangan zaman yang semakin maju dan meningkat. Berwirausaha sendiri merupakan ibadah, maka harus memiliki niat yang baik dan ikhlas karena Allah. Maka seorang wirausaha juga harus memiliki karakter tawakkal, taqwa, jujur dan selalu bersyukur.  Bekerjalah, berusahalah, berwirausahlah wahai kawula muda pembangun negeri dan bangsa.

"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q S At-Taubah : 105)         

Sejatinya Islam Sebagai sumber nilai, Agama Islam memberi petunjuk, pedoman, dan pendorong bagi manusia dalam menciptakan dan mengembangkan budaya serta memberikan pemecahan terhadap segala persolan hidup dan kehidupan. Didalamnya mengandung ketentuan-ketentuan keimanan, ibadah, mua'amalah, dan pola tingkah laku dalam berhubungan dengan sesama makhluk yang menenetukan proses berpikir, merasa dan pembentukan kata hati. Begitupun juga dengan aqidah, nilai ilahi, nilai insani dengan tetap berpegang teguh pada tauhid dan pedoman Al-Qur'an dan hadits. Maka dengan berniaga di jalan Allah, akan didapatkan orientasi ke depan, melatih kepemimpinan, keuletan, self confidence, optimis, kerja keras, kegigihan, disiplin maupun kemandirian (FITRIANI, 2017). 

Prinsip tolong menolong juga terdapat dalam berwirausaha tentang bagaimana meringankan beban penderitaan dan kesulitan orang lain. Salah satu pengaplikasian dalam prinsip ini adalah kewajiban zakat bagi umat Islam, juga ada anjuran sedekah sebagai bentuk distribusi kekayaan. Lalu prinsip keadilan yang mana melakukan kesetaraan harga dagang kepada calon konsumen (PUTRA, 2021). 

Di tengah integrasi samudera modernitas dan kreativitas saat ini, segala aspek dapat terhubungkan satu salam lain. Informasi ke informasi dapat dengan mudah terakses dari segala sumber. Maka memilih untuk produktif dalam pengembangan kewirausahaan membutuhkan keberanian yang dapat bernilai ibadah dan bernilai untuk ummat. Maka jadikanlah binsi sebagai motivasi ibadah untuk membentu dan meniptakan pribadi yang kokoh dan Tangguh serta berkualitas dan berkuantitas yang bermuara pada terwujudnay kompetensi kerja (Ekis, 2018). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun