Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Entrepreneur Muda dalam Torehan Tinta Emas 5.0 sebagai Manifestasi Nilai Keislaman

30 November 2022   14:02 Diperbarui: 30 November 2022   14:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Entrepreneur  Muda Dalam Torehan Tinta Emas 5.0 Sebagai Manifestasi Nilai Keislaman

Globalisasi yang semakin signifikan dengan canggihnya teknologi 5.0 membuat banyak perubahan dalam kehidupan. Di setiap tingkat kehidupan tentunya akan ada perubahan. Perubahan itulah yang dapat menjadi sebuah nilai-nilai baru dalam berkehidupan, salah satunya adalah bekerja. 

Dengan bekerja, kebutuhan hidup seseorang akan terpenuhi dalam kebutuhan sehari-hari. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di zaman sekarang adalah berwirausaha atau berdagang. Berwirausaha sendiri merupakan kecakapan dalam berdagang untuk berdiri sendiri yang di mana untuk mengejar sebuah peluang serta dapat memanajemen diri dalam mengelola keuangan dan menambah  pengalaman. 

Dalam Islam pentingnya melakukan wirausaha sebagai anjuran Rasulullah SAW agar dapat berkembang dan berproses lebih baik dan menjadi unggul dalam kualitas dan kuantitas. Berwirausaha juga mencerminkan sikap kerja keras, kesabaran, dan kejujuran sebagai manifestasi dalam nilai-nilai kehidupan dengan jalan yang benar sesuai dalam syariat. 

Berwirausaha sendiri merupakan profesi yang mulia jika dilaksanakan dengan jujur dan sesuai aturan. Serta dalam berkehidupan ini kita dianjurkan untuk bertebaran di bumi dan mencari sebanyak-banyak karunia dan menebar kebermanfaatan bersama. 

Sebagaimana dalam tulisan Indonesia Creative Entrepreneur Academy (Yulianti, 2017), dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wassalam bersabda:

"Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid." (HR. Tirmidzi)

"Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." (Al-Jumu'ah :10)

Banyak teladan dari Rasulullah Shollallahu 'alaihi wassalam yang bisa kita petik hikmahnya. Mulai dari semangat dalam berwirausaha, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dan lain sebagainya.

Beliau sudah mulai berdagang sejak di usianya yang masih sangat belia, 12 tahun (Suriyani, 2020). Rasulullah  Shollallahu 'alaihi wassalam merupakan sosok pedagang dengan kombinasi semangat kejujuran dan keadilan. Maka di zaman sekarang yang mengintegrasikan zaman dan kecanggihan teknologi 5.0 seharusnya bisa menjadi pelajaran dan pengalaman terbesar bagi anak muda untuk memulai usaha sejak dini. Tidak harus menunggu kuliah dulu atau menyelesaikan kuliah dulu baru berwirausaha. 

Semua anak muda memiliki kesempatan yang sama. Asalkan manajemen diri dan waktu bisa dikendalikan. "Dimana ada kemauan di situ ada jalan". Yang digadang-gadang sebagai Indonesia emas di tahun 2045 akan datang merupakan usia prodkutif bagi pemuda generasi milenial dan zilenial saat ini. Maka pemuda sebagai agent of change, iron of stock, dan guardian of value harus memiliki tingkat inovasi dan kreativitas yang tinggi. Islam menganjurkan muslim/muslimah berwirausaha karena merupakan salah satu mu'amalah yang berkenaan dengan sifat horizontal (habluminannas) dan sifat vertical (habluminallah). 

Maka seorang entrepreneur muda harus memiliki open mindset dengan imajinasi untuk dapat menciptakan ide-ide yang heterogen dalam pengembangan wirusaha melalui UMKM, berdagang makanan, baju, dan lain sebagainya. 

Dalam artikel Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Faqih Ast'ari (fadillah, 51) bahwa seorang wirausaha harus memiliki sikap fokus, gigih dan sabar dalam menjalankan kegiatan berwirausaha tersebut. Selain itu harus berfikir positif dan dapat bekerja tanpa supervisi, dapat memotivasi diri sendiri, mampu menghandle stress, dan mampu membuat keputusan yang baik. Sebagaimana prinsip tersebut tidak pernah lepas dari sosok teladan Rasulullah  yang telah mengajarkan konsep kewirausahaan jauh sebelum beliau menajdi rasul. 

Mulai dari cara membeli barang dari suatu pasar, lalu menjualnya kembali kepada orang lain untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat meringankan pamannya. Konsep berwirausaha dalam Islam dikenal dengan istilah tijarah (berdagang atau bertransaksi). Dengan konsep yang mengacu pada konsep wirausaha Nabi yakni Fathonah (cerdas) dalam ahli diplomasi, strategi, pengambilan keputsan, pembangunan masyarakat dan lain sebaginya. 

Beliau juga terkenal dengan sifat Amanah (komitmen) yang tercermin dalam sikap beliau. Sikap shiddiq (benar dan jujur) kepada perusahaan, pegawai, maupun calon konsumen. Sikap tabligh (komunikatif) dengan berkomunikais yang baik lalu sifat istiqomah (keteguhan hati yang konsisten) dalam menjalankan nilai-nilai bisnis islam agar dapat mendapat kepercayaan dari orang lain (fadillah, 51, pp. 83-84).

Selain konsep berwirausaha, para entrepreneur muda juga konsep dari transaksi ekonomi. Maka diperlukan nilai-nilai dan aturan untuk mengatur jalannya kegiatan seperti transaksi (akad) yang merupakan keterkaitan ijab dan qobul antara produsen dan konsumen terhadap penawaran barang yang akan dijualkan (Bahri, 2018). 

Dengan usia yang produktif inilah anak muda harus banyak-banyak mengeskplor diri dalam membuat cerita hidup serta menorehkan tinta emas sebagai manifestasi Islam. Menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil'aalaminn) dan menebarkan kebermanfaatan seluas-luasnya, sejauh-jauhnya serta sedalam-dalamnya bagi seluruh elemen kehidupan dalam berbagai aspek. Maka diperlukannya unsur-unsur kognitif (daya pikir), psikomotorik (keterampilan), afektif (sikap mental maju), dan intuisi.  

Karena sejatinya berwirausaha sejak dini akan melatih para anak muda untut bisa survive dengan tantangan zaman yang semakin maju dan meningkat. Berwirausaha sendiri merupakan ibadah, maka harus memiliki niat yang baik dan ikhlas karena Allah. Maka seorang wirausaha juga harus memiliki karakter tawakkal, taqwa, jujur dan selalu bersyukur.  Bekerjalah, berusahalah, berwirausahlah wahai kawula muda pembangun negeri dan bangsa.

"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q S At-Taubah : 105)         

Sejatinya Islam Sebagai sumber nilai, Agama Islam memberi petunjuk, pedoman, dan pendorong bagi manusia dalam menciptakan dan mengembangkan budaya serta memberikan pemecahan terhadap segala persolan hidup dan kehidupan. Didalamnya mengandung ketentuan-ketentuan keimanan, ibadah, mua'amalah, dan pola tingkah laku dalam berhubungan dengan sesama makhluk yang menenetukan proses berpikir, merasa dan pembentukan kata hati. Begitupun juga dengan aqidah, nilai ilahi, nilai insani dengan tetap berpegang teguh pada tauhid dan pedoman Al-Qur'an dan hadits. Maka dengan berniaga di jalan Allah, akan didapatkan orientasi ke depan, melatih kepemimpinan, keuletan, self confidence, optimis, kerja keras, kegigihan, disiplin maupun kemandirian (FITRIANI, 2017). 

Prinsip tolong menolong juga terdapat dalam berwirausaha tentang bagaimana meringankan beban penderitaan dan kesulitan orang lain. Salah satu pengaplikasian dalam prinsip ini adalah kewajiban zakat bagi umat Islam, juga ada anjuran sedekah sebagai bentuk distribusi kekayaan. Lalu prinsip keadilan yang mana melakukan kesetaraan harga dagang kepada calon konsumen (PUTRA, 2021). 

Di tengah integrasi samudera modernitas dan kreativitas saat ini, segala aspek dapat terhubungkan satu salam lain. Informasi ke informasi dapat dengan mudah terakses dari segala sumber. Maka memilih untuk produktif dalam pengembangan kewirausahaan membutuhkan keberanian yang dapat bernilai ibadah dan bernilai untuk ummat. Maka jadikanlah binsi sebagai motivasi ibadah untuk membentu dan meniptakan pribadi yang kokoh dan Tangguh serta berkualitas dan berkuantitas yang bermuara pada terwujudnay kompetensi kerja (Ekis, 2018). 

Peluang bisnis saat inilah sangatlah banyak dan terbuka lebar bagi siapa saja yang memiliki minat untuk berkecimpu didalamnya. Karena sejatinya manusia sebagai khalfahf al-'ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik.

Sebagai generasi penerus bangsa, maka anak muda butuh banyak keterampilan untuk menjawab tantangan zaman. Berusaha yang terbaik, bekerja keras sebagai wujud konkret dari harapan dan impian. Berbisnis dalam Islam merupakan ibadah yang bernilai pahal di sisi Allah dengan berpegang teguh kepada syari'at Islam. Belajar yang giat, berproses dengan tekun dan istiqomah merupakan kunci dalam kesuksesan. Siratkan kesan dan nilai yang baik. Jadilah generasi emas, generasi unggul dan Tangguh untuk membaw peradaban lebih baik sebagai bentuk manifestasi Islam. Tetap semangat untuk beribadah dan bekerja keras untuk mencari ridho Allah subhaanahu wata'aala sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan yang lebih panjang dan membuka lembaran-lembaran baru di setiap fase dan tingkatan yang ada dalam kehidupan. Menjadi seorang entrepreneur muda denga moral dan etika yang baik, serta memiliki kualitas dan kuantitas diri yang baik, rahmatan lil'aalamin.

         Daftar Pustaka

Bahri. (2018). Kewirausahaan Islam: Penerapan Konsep Berwirausaha dan Bertransaksi Syariah dengan Metode Dimensi Vertikal (Hablumminallah) dan Dimensi Horizontal (Hablumminannas). Universitas Widya Mataram, 69. Retrieved from http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

Ekis, A. P. (2018, September 14). Bisnis Sebagai Ibadah, Sebuah Manifestasi Kesalehan Sosial. Retrieved from Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam indonesia : https://islamic-economics.uii.ac.id/bisnis-sebagai-ibadah-sebuah-manifestasi-kesalehan-sosial/

fadillah, N. (51). MENUMBUHKAN JIWA ENTREPRENEURSHIP MUSLIM YANG SUKSES. STUSFA Faqih Asy'ari Kediri, X, 81.

FITRIANI. (2017). NILAI-NILAI ISLAM DALAM BERWIRAUSAHA MASYARAKAT DESA MANIMBAHOI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN GOWA. UIN ALAUDDIN MAKASSAR, 15-35.

PUTRA, P. J. (2021). ANALISIS ISLAMIC ENTREPRENEURSHIP PADA PEDAGANG MUSLIM PASAR PANORAMA KOTA BENGKULU. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU, 51-56.

Suriyani, A. (2020). PERAN PENGEMBANGAN JIWA ENTREPRENEURSHIP BERBASIS ETIKA BISNIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PELAKU BISNIS DI STUDENT MALL. Universitas Muhammadiyah Makassar, 2.

Yulianti. (2017, Maret 8). Wirausaha Dalam Pandangan Islam. Retrieved from Indonesia Creative Entrepreneur Academy: http://indonesiancreative.id/read_article/2017/3/wirausaha-dalam-pandangan-islam.html#.Y4bYXXZBw2w

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun