Mohon tunggu...
Sayyed Aamir
Sayyed Aamir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengapa dan Sejak Kapan Gender dan Jenis Kelamin itu Berbeda

23 September 2023   12:17 Diperbarui: 23 September 2023   12:31 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada seorang pemuda –sebut saja Jono– pada suatu hari berkeinginan untuk mendaftarkan dirinya ke jasa asuransi kesehatan. Oleh pegawai asuransi tersebut, ia disuruh untuk mengisi form data diri sebelum ia membayar polis asuransi. Saat Jono mengisi formulir pendaftaran, ia menemukan kolom untuk "Jenis Kelamin." Tanpa berpikir panjang, Jono mengisi kolom tersebut dengan kata "Pria" sesuai dengan identitas yang dimilikinya.

Beberapa bulan kemudian, Jono ingin mendaftar untuk menjadi anggota di perpustakaan kota tempat ia tinggal. Ketika Jono tiba di sana, petugas perpustakaan memberikan formulir pendaftaran dan mengatakan, "Silahkan isi formulir ini, termasuk kolom 'Gender' di bagian paling bawah." Namun, kali ini, kolom "Gender" muncul di hadapannya, dan Jono merasa kebingungan.

Jono berpikir, "Kenapa ada kolom 'Jenis Kelamin' di satu tempat dan 'Gender' di tempat lain? Apakah keduanya tidak sama?" Dalam kebingungannya, Jono merenung sejenak tentang bagaimana ia pernah mengisi kolom "Jenis Kelamin" dengan begitu mudahnya di formulir pendaftaran jasa kesehatan. Sekarang, dengan kolom "Gender" di perpustakaan, Jono merasa bahwa ada lebih banyak yang perlu dipahami tentang perbedaan antara kedua istilah ini.

Pertanyaan dari Jono inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini untuk menjawab kebingungan terkait perbedaan antara jenis kelamin dan gender. Selain itu, kita akan membahas sejak kapan konsep gender dan jenis kelamin itu terpisah, serta berbagai pro dan kontra yang dalam memahami konsep tersebut.

Terminologi

Konsep jenis " kelamin" atau “sex” dalam bahasa Inggris dapat ditafsirkan dengan dua makna yang berbeda. Pertama, istilah "jenis kelamin" atau “sex” dalam bahasa Inggris, merujuk pada identitas reproduksi spesies. Pertama, "sex" digunakan untuk merujuk pada tindakan reproduksi spesies, yang berarti hubungan seksual antara individu yang mengarah pada reproduksi. Dalam konteks ini, "sex" merujuk pada proses biologis reproduksi.

Kedua, "sex" juga digunakan untuk merujuk pada perbedaan antara individu laki-laki dan perempuan berdasarkan faktor-faktor biologis dan genetik. Dalam konteks ini, "sex" mengacu pada kategori biologis yang membedakan antara individu yang memiliki karakteristik fisik dan kromosom yang berbeda berdasarkan jenis kelamin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kelamin” merujuk kepada identitas antara laki-laki dan perempuan.

Istilah "gender" pada dasarnya merujuk pada perbedaan dalam kelas kata benda dan penggunaan kata ganti yang mengikuti aturan tata bahasa tertentu dalam berbagai bahasa. Beberapa bahasa, seperti bahasa Latin dan beberapa turunannya, membedakan kata-kata berdasarkan gender, seperti gender maskulin, feminin, dan netral. Namun, perlu untuk dicatat bahwa penggunaan gender dalam bahasa tidak selalu berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin biologis. Contohnya, bahasa Jerman dan bahasa Rusia memiliki gender yang berbeda untuk kata yang secara fisik tidak memiliki jenis kelamin biologis, menunjukkan kompleksitas dalam hubungan antara tata bahasa dan jenis kelamin biologis.

Seiring dengan perkembangan zaman, "gender" juga merujuk pada bagaimana masyarakat melihat dan mengharapkan perilaku dan sifat-sifat tertentu dari orang berdasarkan apakah mereka dianggap sebagai laki-laki atau perempuan. Namun, di zaman sekarang ada sekelompok orang yang meninggalkan stereotip tradisional ini, dan memunculkan beragam identitas gender yang melampaui pandangan gender biner tradisional. Gender dapat mencakup berbagai identitas, seperti laki-laki, perempuan, non-biner, genderqueer, transgender, dan banyak lagi.  Cara kita memahami gender juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan pandangan masyarakat. Jadi, konsep gender itu lebih mengarah ke konstruksi sosial, tidak melulu dalam aspek biologis saja.

Sejak Kapan Ada Pemisahan antara Jenis Kelamin dan Gender?

Pada tahun 1955, John Money, seorang peneliti yang mempelajari psikologi, perbedaan gender, dan perbedaan jenis kelamin sepanjang abad kedua puluh, adalah salah satu dari orang pertama yang menggunakan kata "gender" untuk merujuk pada sesuatu yang berbeda dari jenis kelamin biologis, di luar konteks tata bahasa. Dalam artikelnya yang berjudul " Hermaphroditism, Gender and Precocity in Hyperadrenocorticism: Psychologic findings," Money pertama kali memperkenalkan konsep peran gender. Ia mendefinisikan peran gender sebagai segala cara seseorang mengungkapkan dirinya sebagai seorang pria atau wanita.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, gerakan feminis mulai memisahkan konsep gender dari jenis kelamin. Mereka mengadopsi pemahaman bahwa perbedaan dalam peran dan posisi sosial antara pria dan wanita lebih banyak dipengaruhi oleh faktor budaya daripada aspek biologis. Para tokoh feminis Amerika Serikat seperti Harriet Holter, Jessie Bernard, dan Ann Oakley mengutip ide-ide dari psikolog seperti John Money dan Robert Stoller, yang pertama kali mengusulkan pemisahan ini. Mereka menggunakan konsep gender untuk mendukung kesetaraan hak perempuan dengan laki-laki dan menekankan bahwa perbedaan dalam masyarakat dapat diubah melalui perubahan budaya. Salah satu tokoh penting dalam pengembangan pemahaman ini adalah Gayle Rubin, yang menyatakan bahwa gender adalah konstruksi sosial yang dapat diubah untuk mengakhiri penindasan terhadap perempuan. Dalam pandangan ini, perbedaan jenis kelamin biologis diakui tetap ada, tetapi gender dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dan berubah sepanjang kehidupan seseorang, yang memberikan landasan bagi pemahaman modern tentang identitas gender.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun