Seringkali tidak sampai satu abad lamanya jika motivasi ini terus dipupuk kesempatan untuk merasakan puncak dari kesejahteraan dapat tercapai. Terlebih suka atau tidak bangsa manusia telah ditetapkan untuk hidup dalam keabadian hingga durasi nafas terakhir dari setiap diri kita telah habis. Hanya saja hanya ada dua tempat keabadian hidup untuk setiap bangsa manusia beristirahat di persinggahan terakhir. Apakah dalam rasa suka atau duka?.
Bisa dibilang hanya takwa satu satunya jalan keluar menuju puncak kesejahteraan hidup. Misi untuk menemukan lokasi harta karun dimana semua keinginan kita dipenuhi olehNya tanpa sedih dan tanpa kecewa.
Kita hanya perlu berusaha menahan diri dari desakan keinginan tentang makna sebuah keinginan dan cinta, atau jika sudah terlanjur tergelincir ke dalam dosa teruslah memupuk sikap optimisme, lakukan seperti yang ayah dan ibu kita dahulu lakukan dengan:
1. Mengakui kesalahan tanpa mengkambing hitamkan orang lain (introspeksi diri bahwa setiap musibah merupakan buah hasil bibit maksiat yang kita tanam),
2. Meminta pengampunan kepada Raja alam semesta dimana litosfer bumi dan apa yang ada di atasnya merupakan bagian dari keanggotaan alam semesta hingga kita sebagai bagian dari alam dapat memposisikan diri sebagai hamba),
3. Berprasangka baik bahwa Sang Maha Raja bukanlah Dzat yang kehabisan kesabaran untuk terus memberikan kesempatan mengajukan permohonan ampunan. Selagi masih hidup dan bernafas teruslah untuk mempergunakan kesempatan ini dengan bijak,
4. Berburuk sangka pada diri bahwa kita sedang membusungkan dada dan mencongkakan dagu dihadapan Raja Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang apalabila 3 point di atas belum juga menjadi alasan kuat "I must to humble myself under the most of highest".
5. Kerugian terbesar adalah ketika kita memilih untuk melampiaskan hawa nafsu berdurasi sekitar satu abad kurang, padahal dengan merendahkan hati untuk tidak meremehkan perintah dari Sang Ahli Strategi Kehidupan, membuat setiap dari bangsa manusia yang bermaksiat tetap memiliki peluang lebar untuk memperoleh victory pada peperangan sengit (fierce wars) melawan (versus battle) hawa nafsu kita sendiri hingga dinobatkan sebagai kesatria (knight) yang layak diberi apresiasi dari Sang Maha Raja. Puncaknya adalah manusia bertaqwa akan mengisi takhta Kerajaan Syurga sebagai King and Queen dengan jaminan kenikmatan yang abadi. Waktu di bayar waktu merupakan pertukaran yang sangat adil mengingat begitulah cara kerja kesuksesan di dunia. Mau bebas finansial dan menikmati kesuksesan? Kerja^^.
Rencana Sang Maha Raja jika seluruh bangsa manusia adalah orang yang suci dari dosa pasti dimusnahkanNya lalu diganti dengan manusia yang bermaksiat lalu mereka mengakui kesalahannya, meminta ampunanNya, dan kasih sayangNya, lalu berharap diberi keberuntungan yang tidak merugikan. Maka dari itu Sang Raja alam semesta kembali Berfirman dalam Surah Az Zumar ayat 53 :
"Katakanlah (Muhammad): “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”".
Semua dosa di klaim akan terhapus jika sempat di taubati sebelum masa tenggang berakhir yaitu hingga nafas terlepas dari rongga tenggorokan. Raja alam semesta adalah Raja yang paling berkomitmen dengan janjiNya, apakah Sang Maha Raja berpotensi khianat?.