Mohon tunggu...
Akhmad Saefudin
Akhmad Saefudin Mohon Tunggu... Editor - An Amateur Writer

Penikmat tulisan bagus yang masih saja malas belajar menulis bagus......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Fotoku dan Mimpimu

21 September 2021   13:54 Diperbarui: 21 September 2021   14:42 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hehehe...kalau kamu pengin tahu juga gak masalah keles. Gak ada ruginya, gengsi jangan digedein bro, sakit loh"

Aku menyimak penjelasanmu dengan dahi berkerut. Masih jauh dari logis, aneh malah. Apa hubungannya fotoku dengan mimpi-mimpimu yang kau sebut menyiksa. Penjelasanmu bikin aku tambah yakin untuk tak memberikan fotoku. "Apa hubungannya mimpi-mimpimu dengan fotoku? Lagian cuma mimpi, tidak lebih dari bunga tidur kan? Untuk apa kau seriusi?"

"Masalahnya ga sesederhana itu, bro. Karena yang hadir di mimpiku itu kamu. Bukan hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali. Dan dari satu mimpi ke mimpi lainnya, sikapmu selalu sama, menghindar dan menjauh dariku. Ini menyiksa banget," ucapmu.

Ceritamu semakin membingungkan. Kamu begitu yakin bahwa mimpimu berkaitan dengan kehidupan nyatamu yang masih diselimuti feeling gulty, perasaan bersalah berkepanjangan. Apa yang kau takutkan di kehidupan nyata mewujud dalam potongan mimpi-mimpimu.

"Aku sedang tidak mengada-ada, apalagi capek-capek mengarang narasi cerita. Takut dan cemasku yang menjelma dalam mimpi itu riil. Makanya aku minta fotomu. Kehadiranmu yang riil, meski hanya lewat sebuah foto, itu sudah cukup membuatku terhindar dari mimpi buruk tentangmu," katamu menjelaskan.

***

Aku enggan mempercayai argumen -- atau kusebut alibi -- mu. Tetapi diam-diam rasa ingin tahuku tak terbendung, benarkah mimpi seseorang dalam tidur tidak sekadar bunga tidur? Benarkah mimpi juga terkait dengan kehidupan nyata kita? Dan aku cukup terhenyak begitu membaca sebuah ulasan yang kucari via google;

"Mimpi seseorang merupakan pesan dari alam bawah sadar yang bersifat abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan dari alam bawah sadar ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, serta aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari oleh seseorang tersebut".

 Begitu kurang lebih pemikiran Sigmund Freud, pakar psikoanalisis, tentang mimpi dan kenyataan. Agh, pikiranku jadi tak karuan. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun