Mohon tunggu...
Akhmad Saefudin
Akhmad Saefudin Mohon Tunggu... Editor - An Amateur Writer

Penikmat tulisan bagus yang masih saja malas belajar menulis bagus......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terima Kasih, Emak....

22 Desember 2020   12:38 Diperbarui: 21 Desember 2021   23:21 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu satu besek yang dibawa pulang Bapak akan dibagi rata lauknya untuk kami makan; Bapak dan kami, kelima anaknya. Satu potong telur ayam rebus bisa dipotong menjadi enam bagian. Dan Emak kami, pasti beralasan belum lapar, menunggu ada sisa lauk untuk dimakan. Selalu seperti itu.

Di lain episode, saya meminta tambahan sangu ke Bapak, karena hendak berangkat ke Bogor diantar Kakek. Bapak langsung menjawab tak ada, karena memang sedang tak ada uang. 

Emak lantas menarik tangan Bapak ke ruang belakang, menjauh dari hadapanku. Selang beberapa menit, Bapak memberikanku tambahan sangu. 

Saat itu, saya tak benar-benar tahu behind the scene dari kronologis uang sangu yang dari tidak ada menjadi ada. Tetapi beberapa tahun kemudian barulah aku tahu, ternyata Bapak meminjam ke tetangga. Kok seniat itu? Ternyata Emak lah yang meminta dan merajuknya ke Bapak.

Kenapa seorang Ibu sedemikian hebatnya memperjuangkan kebahagiaan kita, anak-anaknya? Menjadikan kita sebagai prioritas, melampaui ingin dan angannya. Jawabannya adalah karena kasih sayang. 

Benarlah ungkapan yang meyebut; seorang Ibu sanggup merawat 10 anaknya dengan maksimal sampai tumbuh besar, tetapi 10 anak belum tentu mampu merawat seorang ibu dengan baik.

Ya Tuhanku, janganlah engkau putus kasih sayang untuk mereka, sebagaimana mereka tiada lelah dan tiada menyerah mendidik kami sedari kecil.

Terima kasih, Emak...

Terima kasih, Emak...

Terima kasih, Emak...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun