Yang lebih ekstrim, adalah bagaimana Ramadhan mampu membuat perokok berat mampu bertahan kurang lebih 8 jam tanpa menghisap nikotin. Di luar Ramadhan, hanya hitungan jam saja muut perokok sudah kecut. Pun bagi penggila kopi, mereka tahan tidak ngopi sejak pagi buta sampai jelang petang.
Dari ritual Ramadhan, kita menjadi belajar bahwa niat yang kuat akan mampu merubah kebiasaan, tak terkecuali kebiasaan buruk. Mereka yang terjerat dalam candu kebiasaan tak positif, bahkan kriminal sekalipun, sejatinya bukan sama sekali tak bisa berubah. Sejauh ada niat kuat yang menghujam ke hati plus disertai pola-pola pendukungnya, maka apapun bisa dirubah.
Dalam bahasan Teori Sosiologi Modern (TSM), Robert K Merton memperkenalkan konsep self fulfilling propechy atau ramalan prawujud untuk menggambarkan sebuah prediksi yang secara langsung atau tidak langsung membuatnya terwujud sendiri akibat umpan balik positif antara keyakinan dan kelakuan.Â
Kata orang, keyakinan akan membentuk realitasnya. Kalau tidak terus meyakinkan otak kita tak mampu mempelajari matematika, maka selamanya kita akan kesulitan dengan matematika.
Dari Ramadhan, kita justru belajar bagaimana niat baik yang kuat akan mampu melahirkan perubahan dan penyesuaian yang positf terhadap perilaku. Itu sebabnya, niat menempati posisi penting dalam menentukan kualitas perbuatannya. Â
Salah satu ayat popular terkait ini ditegaskan Allah dalam QS. Ar-Ra'du ayat 11: "Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasib yang ada pada diri mereka sendiri".
Sementara dalam hadits popular, Rasulullah Saw juga menegaskan pentingnya niat. "Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan" (HR. Bukhari & Muslim).
Pelajaran tentang betapa dahsyatnya niat ini menjadi salah satu inspirasi penting yang kita peroleh dari puasa Ramadhan. Ini bekal inspiratif untuk 11 ke depan agar kita menjadi pribadi yang terus berubah menjadi lebih baik, berikhtiar mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk yang sia-sia menjadi kebiasaan positif dan produktif. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H