Aku langsung terbelalak, menyimak ciri si gadis yang dituturkan simbok. Termasuk asal kampungnya, kesemuanya kok mirip dengan gadis yang tadi kuantar. Â
"Kok mirip ya. Lantas, siapakah gadis yang 30 menitan lalu baru saja kuantar pulang. Kenapa juga tidak ke rumah, tetapi persawahan dekat makam?" batinku sambil menenangkan tubuhku yang tiba-tiba menggigil. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!